Lingkarpena.id, SUKABUMI – Pendidikan Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Islam, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Kegiatan PTM dilaksanakan sejak November 2020 lalu.
PTM ini dilaksanakan karena desakan jelang pelaksanaan UAS (Ujian Akhir Semester) yang akan dilaksanakan pada 13 Desember bulan ini,” kata Guru PKN Solihin kepada Lingkarpena.id.
Solihin menjelaskan, dilaksanakannya PTM secara tatap muka ini agar sekolah lebih memantapkan penyampaian materi kepada siswa. Sebab, jika dilakukan secara daring itu tidak mungkin, khusus untuk sekolah MTS ini, karena berbagai kendala.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka Masih Tunggu Restu Disdik
Baca juga: Padepokan Mundingwangi Surade Adakan Sekolah Warga Gratis
“Pelaksanaan sekolah secara tatap muka di MTs Nirul Islam ini sudah mendapatkan dukungan 100 persen dari wali murid. Ruang kelas VIII pun dibuat menjadi 3 shift, satu shiftnya 8 hingga 9 siswa dimulai pukul 7.30 WIB sampai 10.00 WIB. Jadi maksimalnya belajar secara langsung ini kita cuma 1,5 jam saja,” kata Solihin.
Lanjut Solihin, kendala tidak terus dilakukannya belajar secara daring, karena beberapa faktor. Satu diantaranya yaitu siswa tidak semua memiliki fasilitas untuk belajar sesuai harapan pemerintah. Mereka para siswa harus punya handphone android dan perlu diketahui di daerah juga susah signal alias blank spot.
“Kita sudah coba belajar secara daring, hasilnya tidak maksimal. Ini di daerah, faktor signal dan ketidak mampu sebagian orang tua untuk memberikan fasilitas belajar pada anaknya juga jadi pertimbangan kami para guru,” jelasnya.
Baca juga: KSWN Kunjungi SW Baleriung Mandalawangi Sukabumi, Ini yang Dibahas!
Baca juga: Bikin Stres, Ketua Komisi X Minta Kurikulum 2013 Tak Dipakai
Dengan adanya intruksi Menetri Pendidikan dan Kebudayaan, tambah dia, jelas menjadi angin segar bagi dunia pendidikan di daerah.
“Senang sekali dengar info dari Pak Menteri itu. Kami sudah kangen ketemu dengan siswa, belajar bersama. Ya walau bagaimanapun belajar secara daring hasilnya tidak efektif,” terangnya.
Sementata itu, Lia Yuliantika kelas 8A, mengaku tidak takut belajar secara tatap muka, karen disekolahnya aman dan selalu mematuhi protokol kesehatan melalui M3.
“Kalau belajar secara daring jaringan eror, Hp tidak punya, kuota mahal akhirnya tidak belajar. Sudah, diizinkan untuk mengikuti sekolah tatap muka ini sama orang tua kami,” singkatnya.
Reporter : Wafik Hidayat
Redaktur : Garis Nurbogarullah