LINGKARPENA.ID | Beredarnya informasi yang diunggah media sosial Facebook, menyebutkan di Desa Cirendang dan Desa Ganasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, berkeliaran seekor harimau, dan memangsa sedikitnya 12 ekor ternak milik warga.
Kapolsek Cikakak Iptu H. Dudung A Jamin saat dikonfirmasi lingkarpena membenarkan ada ternak warga yang dimangsa hewan buas. Tapi katanya, belum dipastikan jenis hewan pemangsanya. Dia menyebutkan hal itu masih dalam penyelidikan.
“Hewan yang ramai dibicarakan itu belum kita ketahui jenisnya. Sekarang masih dalam penyelidikan. Tapi ada ternak warga yang mati dimangsa hewan liar iya, ada 12 ekor,” kata Iptu Dudung, Rabu (5/9/2024) kemarin.
Kabar mengenai dugaan berkeliarannya harimau yang memangsa ternak warga tersebut, mendapatkan tanggapan serius dari Isep Mukti, Kepala Resort Konservasi Wilayah VI Sukabumi, BBKSDA Jawa Barat.
Menurut Isep Mukti, berdasarkan hasil kajian tim dari BBKSDA, Taman Nasional dan Perhutani, dugaan kuat menunjukkan bahwa hewan berkeliaran di Desa Cirendang dan Desa Ganasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi adalah jelis macan tutul (Fanthera Pardus).
“Perlu digaris bawahi bahwa hewan yang berkeliaran di desa Cirendang dan Desa Ganasoli itu bukan harimau yang selama ini ramai dibicarakan, itu adalah macan tutul. Sebab harimau (Jawa) sudah dinyatakan punah. Masyarakat harus paham. Dan kami berharap kepala desa bersangkutan bisa memberikan pemahaman kepada warganya,” jelas Isep.
Lebih jauh kata Isep, untuk membuktikan jenis satwa itu pihaknya terus berkoordinasi dengan semua pihak. Untuk pembuktian akan kita pasang kamera pengintai dibeberapa titik dan memasang kandang perangkap.
“Kita tidak bisa begitu saja menangkapnya, atau mebinasakannya karena itu kan satwa dilindungi, ada aturan hukumnya. Lagipula satwa tersebut merupakan icon Jawa Barat. Ya disini perlu penguatan dan pemahaman warga. Diharapkan para kepala desa memberi pemahaman kepada warganya,” tandas Isep.
Menyikapi beredarnya isu tersebut, Camat Cikakak, Sutopo mengatakan, pihaknya telah mengadakan pertemuan pada 4 September 2024 dengan pihak pihak terkait. Hadir dipertemuan itu, Forkopimcam, BKSDA Jawa Barat diwakili Kepala Resort VI Sukabumi, Dinas Kehutanan Propinsi Jabar diwakili Cabang Kepada Dinas 3 Sukabumi, Perum Perhutani, Perwakilan Gunung Koneng serta Kepala Desa Cirendang dan Ganasoli.
Hasil pertemuan disepakati dua opsi, opsi jangka pendek, yakni memberikan penguatan kepada masyarakat dengan sosialisasi dan memberikan edukasi oleh para kepala desa. Perbaikan kandang ternak dan tata letaknya harus dilakukan warga. Tata letak kandang harus dekat dengan pemukiman. Melakukan kegiatan patroli malam atau perondaan segera untuk dilakukan.
Sementara opsi jangka panjang, kata Sutopo, setiap instansi melaporkan hasil pertemuan ke pimpinan masing masing. Merancang anggaran mitigasi konflik, masing – masing, minimal anggaran operasional masing masing instansi, karena eksiting lokasi area berdekatan dengan kawasan habitat macan tutul.