LINGKARPENA.ID | Nasib malang dialami seorang Muadzin, Ijan (55) yang merupakan warga Kampung Cilaksana, RT 02/05, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, ditemukan tewas dalam kondisi telungkup di sebuah parit. Saat ditemukan menggunakan baju loreng dan celana jeans hitam, Rabu, (07/09/2022).
Kapolsek Cikembar, Polres Sukabumi, IPTU R. Panji Setiaji mengatakan, kakek tersebut merupakan soerang ahli adzan di masjid kampungnya. Korban awal ditemukan oleh Cucun (44) yang merupakan adik korban bersama Ketua RT, Ketua RW dan Kadus setempat saat melakukan pencarian korban. Sebelumnya korban dikabarkan hilang kontak bersama keluarganya beberapa hari terakhir.
“Korban ditemukan sekitar pukul 08.00 WIB dalam kondisi memprihatinkan. Jasadnya sudah sedikit membusuk karena sudah beberapa hari,” kata R. Panji dalam keterangannya kepada Lingkarpena.id.
Lanjut dia, saksi kemudian memberitahukan kepada warga sekitar dan melaporkan kepada pihak Kepolisian Sektor Cikembar, Polres Sukabumi. Tidak lama setelah itu, kemudian petugas kepolisian Sektor Cikembar melakukan olah TKP bersama dengan tim dokter dari Puskemas Kecamatan Cikembar.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan visum luar, menurut Dr. Ronny, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” bebernya.
Dengan begitu sambung dia, berdasarkan keterangan dari adik kandung korban, bahwa korban tersebut sebelum ditemukan tewas, ia sempat pergi meninggalkan rumahnya pada Sabtu (03/09) siang hari. Namun setelah sekitar pukul 16.00 WIB, korban ketika itu tidak kunjung pulang dan kemudian pihak keluarga memberitahukan kepada pihak ketua RT setempat.
Terlebih lagi, pihak keluarga korban merasa takut dan khawatir dikarenakan korban mengidap penyakit lambung dan penyakit sering pusing. Bahkan, jika kambuh korban ini sering pingsan dan hal tersebut sering terjadi di rumahnya yang mana korban memang tinggal sendirian.
“Korban itu, tinggal seorang diri di rumahnya. Ia tidak memiliki anak. Sedangkan istrinya sudah lama meninggal dunia,” jelasnya.
Masih kata Panji, korban meninggal dunia, diduga karena penyakitnya yang sudah menahun atau kronis. Selain itu, sebelum meninggal dunia, korban ini telah pergi meninggalkan rumahnya pada lima hari terakhir dengan membawa golok dan diperkirakan pergi ke kebun untuk mencari bambu.
“Jadi, memang korban ini profesinya sebagai penjual bambu. Nah, untuk jarak lokasi penemuan jadad, jaraknya cukup jauh. Iya, ada sekitar 5 kilometer jaraknya itu dari rumah korban,” ulasnya.
Kapolsek Cikembar menegaskan, untuk memastikan kematian korban, pihak kepolisian sempat menyarankan kepada pihak keluarga korban untuk dilakukan autopsi. Namun, pihak keluarga korban menerima kejadian tersebut dengan ikhlas dan lapang dada. Sehingg pihak keluarga menolak untuk di lakukan autopsi kepada jasad korban dan selanjutnya korban di pulasara dan dimakamkan di TPU Kampung Cilaksana, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar.
“Hasil keterangan pemeriksaan visum luar yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Cikembar, bahwa pada tubuh korban tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan,” pungkasnya.