Diseminasi Tingkat Kabupaten Sukabumi  Tahun 2024 Cidolog di Warnai Keluh Kesah Pelaku Seni Budaya Simak Penjelasannya

FOTO: Kegiatan desiminasi nilai-nilai budaya yang digelar di Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi.| Istimewa

LINGKARPENA.ID | Diseminasi tingkat Kabupaten Sukabumi, merupakan upaya dalam penguatan kebudayaan dan nilai-nilai tradisi pada kalangan generasi muda tahun 2024.

Acara tersebut berlangsung di Aula Kecamatan Cidolog, yang dikuti 30 peserta dari lima Desa di Kecamatan Cidolog, Kamis (10/10/24).

Asep Saepudin Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Kabupaten Sukabumi, mengatakan, pihaknya hadir di Kecamatan Cidolog dalam rangka Asimilasi kebudayaan tingkat Kabupaten Sukabumi tahun 2024.

“Tujuan diseminasi kebudayaan ini, pertama supaya kebudayaan Indonesia, terutama kebudayaan Sunda tidak punah. Saya mengajak para pengiat seni budaya Sunda untuk menggiatkan kembali kebudayaan Sunda supaya bangkit kembali dan berkembang,” tegasnya.

Baca juga:  Akhirnya Keinginan Dua SDN di Cidolog Miliki Gamelan Angkel Terkabulkan

Sambung dia, dari evaluasi kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan Cidolog ini, diharapkan adanya motivasi dari dinas terkait.

Kita lihat tadi banyak masukan aspirasi dan kritik para pengiat seni dan budaya diantaranya peningkatan ekonomi ketahanan pangan dan, ” ingin anu ingin anu kita tampung untuk disampaikan ke tingkat pimpinan,” terangnya.

“Dalam hal ini tentunya tidak terlepas dari ketersediaan anggaran yang ada. Mudah mudahan adanya terobosan ini ada kebijakan dari pemangku kebijakan,” pungkas Asep Saepudin.

Asep Setiawan Yang biasa dipanggil  Aki Aswan merupakan praktisi sekaligus pelaku seni  dan budaya mengungkapkan, melihat kesenian  daerah secara umum, khususnya seni Sunda ternyata setelah digali banyak,  ada dulag,  angklung, ada gondang, dan lainnya.

Baca juga:  Dakwah Melalui Pagelaran Wayang Golek di Haul Abah Didi Rindu Alam Nyalindung

“Harapan saya, Ketika suatu bentuk seni yang ada di daerah itu tidak  diperkenalkan maka seni itu akan mati,” ucapnya.

Lebih lanjut, kata Aki Aswan, seni permainan awalnya atau keberadaannya  sekarang hanya sebagai kegemaran, atau kebiasaan tradisi di suatu tempat, sebagai seni hiburan.

“Kami berkeyakinan dari seni permainan itu, yuk kita bersama-sama untuk mengembangkan, membina lalu memproses sehingga dari bentuk kesenian yang tadinya untuk kaulinan menjadi suatu bentuk sajian yang nantinya punya nilai dijual,” katanya.

Baca juga:  Wabup Terima Yayasan Generasi Lestari Negeri Ciracap, Bahas Pagelaran Festival Budaya Anak 2024

Aki Aswan berharap untuk itu perlu adanya sinergitas antara pelaku seni dengan dinas terkait. Dan ia berkeyakinan jika budaya Sunda yang ada di daerah bisa dikembangkan sesuai dengan karakternya, menjadi suatu bentuk seni pertunjukan bernilai jual.

Kata Aki Aswan, permasalahannya terkendala soal anggaran. “Disini perlu adanya donatur baik dari swasta  ataupun dari instansi terkait juga para pelaku seni diberi bimbingan teknis secara digitalisasi supaya bisa menyesuaikan jaman,” tandasnya.

Pesan saya,”Jangan hees kuhese karna hese hees. Berkaryalaah,” pesannya.

 

Pos terkait