Jalan Sering Terputus Longsor, 70 KK di Bojongkerta Rawan Terisolasi

Lingkarpena.id SUKABUMI – Ruas jalan desa di Kampung Ciseureuh RW 6 Dusun Bojongkerta Dua, Desa Bojongkerta, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi dinilai rawan longsor. Terlebih di saat musim penghujan berkepanjangan seperti sekarang.

Hal itu diungkapkan Kepala Desa Bojongkerta, Uus Supriadi kepada lingkarpena.id. Menurutnya, kontur tanah di ruas jalan itu sangat labil, sehingga selalu terjadi longsor di saat musim penghujan datang. Bahkan, jalan ini pernah dua kali terputus akibat longsor pada tahun 2017 dan 2018.

Baca juga:  Bupati Sukabumi Buka Diklat Kepemimpinan Administrator Angkatan 1 Tahun 2023

“Saat itu kami pernah pemasangan 30 bronjong bantuan dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) pada tahun 2018. Namun bronjong tersebut tertimbun tanah lagi akibat longsor yang terjadi di tahun yang sama,” ungkapnya.

Baca juga: Dinas Damkar Kabupaten Sukabumi Bentuk 92 Balakar Desa

Bahkan, kata Uus, pmdes sempat menggeser akses jalan menuju kampung tersebut secara manual bersama warga. Dengan harapan jalan pindahan tidak tergerus longsor. Namun ternyata di jalan yang baru itu pun kontur tanahnya masih labil dan masih terkena longsor.

Baca juga:  Prediksi Curah Hujan Tinggi, BPBD Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan

“Saya rasa ruas jalan tersebut harus dibangun drainase untuk mengalirkan air akibat musim hujan, serta harus menanam tanaman kayu-kayuan sebagai penahan tanah alami, tapi masalahnya lahan di sepanjang jalan itu mayoritas dijadikan pesawahan oleh pemilik lahan, dan tidak mau menanam pohon keras,” jelasnya.

Baca juga: Pemdes Cikahuripan Manfaatkan Banprov Rehabilitasi Kantor Desa

Baca juga:  Si Jago Merah Membakar Tempat Perbaikan Kapal di Dermaga Palabuhanratu 

Ia berharap, pemda ataupun instansi terkait segera merespon dan membantu permasalahan yang sudah lama dan sering terjadi ini. Pasalnya akses utama menuju kampung dengan jumlah penduduk sekitar 70 kepala keluarga ini sering terputus.

“Hampir setiap tahun lokasi tersebut sering dikunjungi BPBD dari kabupaten maupun provinsi, namun mereka baru memberikan bantuan bronjong di tahun 2018 silam dan saat ini bronjong itu sudah hancur,” terangnya.

Reporter : Wafik Hidayat
Redaktur : Alan

Pos terkait