Kadisdik Kota Bekasi: PTM 100 Persen di Kota Bekasi Ditunda, Ini Alasannya! 

LINGKARPENA.ID – Penundaan pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka atau PTM 100 persen di sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Barat, terutama Bogor, Depok dan Bekasi itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Dedi Supandi menjelaskan alasannya melalui beberapa media online belum lama ini.

Jika dicermati, Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 05/KB/202l, Nomor 1347 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/6678/2021, Nomor 443-5847 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Corona virus Disease 2019 (Covid-19). Jika dilihat dari syarat PTM terbatas dengan kapasitas siswa 100 persen Kota Bekasi telah memenuhi kriteria.

“Kota Bekasi ini kalau melihat dari kondisi sebenarnya sebetulnya sudah siap PTM. Akan tetapi karena memang melihat kondisi DKI dan intruksi Dinas Pendidikan Jawa Barat, kita juga menjaga jangan sampai tertular,” terang Kadisdik Kota Bekasi, Inayatullah di ruang kerjanya, Senin (10/01/2022).

Baca juga:  Forum Honorer PGRI Jember Adukan Formasi PPPK ke Ketua DPD RI

Menurutnya, kondisi persiapan PTM 100 persen Kota Bekasi ini sudah siap. Hal itu mengingat vaksinasi tingkat tendik dan peserta didik sudah, mencapai 98 persen dan lansia sudah mencapai 56 persen.

Masih menurut Inay, terkait dengan proses pembelajaran tatap muka. Sesuai dengan hasil koordinasi Dinas Kesehatan setempat dan juga dengan Plt. Wali Kota Bekasi. Proses pembelajaran tatap muka melihat perkembangan covid-19, dua atau tiga minggu ke depan Kota Bekasi akan mulai PTM 100 persen.

Saat ini di Kota Bekasi sudah melaksanakan PTM 50 persen, baik mulai TK, SD dan SMP. Begitupun dengan SMA sama sesuai dengan kebijakan Kepala Dinas Provinsi Jabar.

“Sekarang ini sedang merumuskan dan juga menyebarkan surat edaran mulai dari TK, SD, SMP, SMA, Aliyah, Lembaga Kursus hingga Pesantren. Akan kita kaji dan membuat surat edaran melihat situasi dan perkembangan omicron. Meskipun di Kota Bekasi belum ada kasus omicron tetapi kita tetap menjaga agar tetap kesehatan anak itu yang paling utama,” katanya.

Baca juga:  Menyoal Siswa SD Korban Penganiayaan Hingga Meninggal, Kemenag Bakal Maksimalkan Tatib Setiap Sekolah

Sebelumnya Kota Bekasi sudah melaksanakan hybrid learning atau lebih dikenal dengan Sijaluring (Sistem Pembelajaran Luring dan Daring).

“Dari hasil evaluasi tidak ada lonjakan angka covid-19, jadi bisa saja kita segera membuka PTM 100 persen dengan protokol kesehatan ketat. Kita sudah melakukan koordinasi dan rekomendasi dari dinas kesehatan. Ya untuk sementara ini melihat perkembangan dan rencana itu dahulu,” terang Inay.

Ditambahkan Inay, jikapun hasil sampling PCR itu seminggu yang lalu tidak ada yang positif, tetapi dinas harus mengikuti kebijakan yang ada walaupun kebijakan SKB 4 mentri itu ada.

Baca juga:  Bangunan MD Al-Hidayah Memprihatinkan, Ini Jawaban Kasi Pontren Kab. Sukabumi 

“Sudah dijelaskan adakan kategori A, kategori B, sampai dengan kategori X. Nah di sini kan untuk PPKM level 1 dan 2. Misalnya pendidik dan tenaga pendidik di atas 80%, lansia di atas 50% kapasitas PTM bisa 100%. Jadi full, sekolah sehari maksimal bisa 6 jam,” terangnya.

Jika dilihat dari sisi sebenarnya Kota Bekasi sudah terpenuhi, kendati demikian pihaknya akan melihat perkembangan omicron itu terlebih dahulu. Menurutnya bisa saja kebijakan Kepala Ketua Komite, dua sampai dengan tiga minggu dilaksanakan.

“Ya, jika satu minggu ini kita lihat tidak ada pengembangan bisa saja kita lakukan PTM 100 persen. Dan itu terus kita evaluasi. Insyaallah sekolah sudah siap melaksanakan PTM 100 persen. Secara infrastruktur sudah siap dan juga kita sudah membuat regulasinya,” imbuhnya.(***)

 

 

 

 

 

Reporter: Indra L/Abdul Rochman

Redaktur: Akoy Khoerudin

Pos terkait