Lingkarpena.id, SUKABUMI – Petani di wilayah Pajampangan Kabupaten Sukabumi, saat ini tengah menggalakan budi daya buah semangka inul. Bahkan buah semangka inul ini menjadi alternatif komoditi petani, karena dalam perawatannya serta masa panen pun lebih mudah, cepat, dan efisien.
“Sudah empat tahun ini kami menggalakan budidaya Semangka Inul. Pangsa pasarnya juga sudah tembus ke luar Sukabumi, seperti Jakarta dan Bogor,” kata salah seorang petani di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi Anang kepada Lingkarpena.id, Sabtu (29/8/2020).
Setiap panen Semangka Inul di kebun seluas satu hektare, kata Anang, bisa menghasilkan 20 ton buah semangka dan satu buah Semangka Inul beratnya bisa mencapai 5 Kilogram. Itupun jika kondisi cuaca bagus.
“Semangka Inul hanya bisa dipanen dua kali panen, tetapi panen kedua hasilnya tidak cukup memuaskan atau kurang bagus dibandingkan dengan panen pertama. Harga Semangka Inul jika di lokasi (petani) Rp3.000 perkilogram,” jelas dia.
Anang mengaku permintaan Semangka Inul dari pasar saat ini masih cukup tinggi. Namun terkendala pada proses penanaman yang tidak terus menerus dan harganya pun tidak stabil, kemudian faktor iklim yang tidak menentu serta budidaya Semangka Inul tidak baik jika pada musim hujan atau kekurangan penyiraman.
“Maka dari itu kami perlu ada dorongan fasilitas dari dinas untuk menopang pertanian Semangka di saat kemarau panjang. Perlu diketahui bahwa cara mengelola Semangka Inul harus pada iklim yang sedang. Tidak musim hujan atau terlalu kekeringan baru hasilnya bisa bagus,” tandasnya.
Reporter : A Hoer
Redaktur : Akoy Khoerudin