Lingkarpena.id, Sukabumi – Terkait adanya beberapa keberadaan taman tematik di Kota Sukabumi yang minim perawatan dan pengawasan sehingga terkesan kumuh dan semrawut, Fajar Kepala Seksi (Kasi) Pertamanan Kota Sukabumi beberkan alasannya kepada wartawan.
“Jadi begini, waktu pertamanan masih di bawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) awal tahun 2020, saat itu kita merawat Taman kota dan Ruang Terbuka Hijau (RTH), saat itu pemeliharaan berjalan maksimal lancar kemudian ketika masuk bulan April 2020 semua anggaran pemeliharaan perawatan tiba-tiba dibekukan hingga sekarang,” ujarnya saat ditemui redaksi di kantornya di Jalan Babakan Sirna Kota Sukabumi mengatakan kepada wartawan, Selasa (27/04/21).
Baca juga: Taman Cikondang Tidak Terurus Tampak Kumuh
Ia berpendapat mungkin pemerintah konsentrasi pada penanganan Covid-19, yang menjadikan anggaran maintenance, peralatan dan lain-lain tidak ada anggarannya karena masih dibekukan.
Lalu sesuai dengan kebijakan pimpinan yang diatas, masuk tahun 2021 Dinas Pertamanan berada di bawah Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPUPRPKP2) jelasnya.
“Sekarang kita memanfaatkan yang ada kita kerjakan secara manual, karena tidak bisa belanja peralatan, dari mulai gunting rumput kemudian mesin rumput, dan personel kita juga terbatas, seharusnya untuk pemeliharaan dan pengawasan itu kerjanya di ship, seperti halnya di Kota Surabaya,” ujar Fajar.
Baca juga: Pedestrian Dago Surga Kuliner Street Food di Bulan Ramadhan
Ia menambahkan saat ini jam kerja dari pukul 07.00-14.00 WIB, idealnya harus ada lembur tapi dalam keadaan refocusing anggaran ini Ia mengaku kebingungan darimana harus membayarnya, sekarang ini kita maksimalkan taman bebas dari sampah dulu tuturnya.
Ia pun mengakui tentang minimnya perawatan taman kota disaat pandemi covid ini.
“Pasti karena alat serba manual jadinya lambat dalam perawatan dan pemeliharaan, saya juga berharap kepada pengunjung untuk sama-sama menjaga taman yang ada di Kota Sukabumi, minimal ikut menjaga kebersihan dan tidak meruksak,” pungkasnya.
Reporter: Eka Lesmana
Redaktur: Dharmawan Hadi