Fauziah Hadapi Penyakit Ginjal JKN Jadi Andalan

LINGKARPENA.ID | Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan telah menjadi tonggak penting dalam sistem kesehatan di Indonesia.

Program ini dirancang untuk memberikan akses layanan kesehatan yang adil, merata, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat, tanpa memandang status sosial dan ekonomi.

Lewat skema gotong royong, peserta JKN mendapatkan jaminan pelayanan medis di berbagai fasilitas kesehatan (faskes), mulai dari tingkat pertama hingga lanjutan, dengan pembiayaan yang dijamin negara.

Salah satu peserta JKN yang telah merasakan langsung manfaat dari program ini adalah Fauziah (21), seorang mahasiswi asal Kota Sukabumi yang sudah menjadi peserta JKN sejak tahun 2019.

Dua tahun terakhir menjadi periode yang penuh tantangan dalam hidupnya, setelah ia didiagnosis mengalami gangguan pada ginjalnya, penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup tak sehat mengkonsumsi minuman berpemanis buatan secara berlebihan dan kurangnya asupan air putih.

“Dulu saya pikir tidak minum air putih itu hal sepele. Saya lebih suka minuman manis yang instan, apalagi saat sibuk kuliah. Tapi ternyata, kebiasaan buruk tersebut menjadi bom waktu bagi kesehatan saya,” kata dia.

Fauziah menceritakan bahwa masalah ginjalnya sudah ada sejak dua tahun lalu, iamenceritakan gejala awalnya seperti lemas, kehilangan nafsu makan, dan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Baca juga:  Diduga jadi Korban Tabrak Lari, Pesepeda Motor Tewas di Jalan Sukalarang

Karena hal tersebut ia sampai dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebanyak 2 kali. Pada kunjungan kedua di IGD, kondisinya mulai stabil setelah diberikan penanganan intensif. Namun, rasa lega itu tak berlangsung lama.

“Awalnya, sekitar dua tahun lalu saya mulai mengalami masalah ginjal. Saat itu saya dilarikan ke IGD sebanyak 2 kali dan sembuh satu minggu kemudian setelah dari IGD yang ke-2. Namun belakangan ini, saya kembali mengalami keluhan diantaranya merasakan nyeri di bagian perut bawah kanan dan kiri hingga ke punggung,” ungkapnya.

Khawatir penyakitnya kembali kambuh, Fauziah memutuskan untuk memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

“Belakangan ini saya merasa nyeri di bagian perut bawah kanan dan kiri hingga ke punggung, akhirnya saya memutuskan untuk periksa ke FKTP. Dari sana saya dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) untuk ditangani oleh dokter spesialis, ” ujarnya.

Ia menceritakan, saat ini sudah melakukan kunjungan sebanyak tiga kali di FKRTL. Selama kunjungan tersebut ia mengatakan sudah melakukan serangkaian pemeriksaan yang cukup kompleks.

Baca juga:  Tunggu Addendum Telah Disepakati UHC Non Cut Off Akan Segera Ditarik Ini Penjelasanya

“Pada kunjungan pertama di rumah sakit, saya mendapatkan obat antibiotik dan obat khusus, serta diminta untuk tes urin di laboratorium. Dua minggu kemudian, pada kunjungan kedua, saya menjalani USG dan diberi obat yang sama, ditambah dengan vitamin B3.

Kemudian pada kunjungan ketiga, saya mendapatkan penjelasan hasil USG dan dokter menyarankan saya untuk melakukan kontrol rutin setiap dua minggu sekali selama dua bulan ke depan. Jika tidak ada perubahan selama dua bulan, saya harus dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang berada di Bandung untuk penanganan lebih lanjut,” ucapnya.

Sepanjang proses pengobatannya, Fauziah mengaku tak pernah mengeluarkan biaya sepeserpun. Ia mengatakan seluruh pengobatannya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

“Sepanjang proses pengobatan ini, saya benar-benar tidak mengeluarkan biaya sepeserpun, semua di tanggung BPJS Kesehatan. Pelayanan yang saya terima juga sangat baik, tidak ada perbedaan pelayanan antara peserta umum dengan BPJS Kesehatan, dokter & perawat bekerja secara profesional,” tuturnya.

Sebagai generasi muda yang tumbuh di era digital, Fauziah juga mengapresiasi hadirnya aplikasi Mobile JKN, yang menurutnya sangat membantu mengatur jadwal antrean, melihat riwayat pengobatan, hingga mengganti faskes sesuai lokasi tinggalnya.

Baca juga:  Kapolres Sukabumi Sisir Gereja di Perayaan Kenaikan Isa Almasih untuk Memastikan Keamanan Jemaat

“Selama proses berobat ini, saya sangat terbantu dengan Mobile JKN. Saya bisamengambil nomor antrean dari rumah, jadi saya bisa mendapatkan antrean awal dan tidak perlu datang pagi-pagi dan antre lama di rumah sakit.

Aplikasi ini juga memudahkan saya untuk melihat jadwal kunjungan dan riwayat pelayanan. Menurut saya, aplikasi ini sangat praktis untuk proses administrasi saat berobat. Lewat Mobile JKN juga memudahkan saya untuk mengubah FKTP.

Karena saya merupakan anak rantau yangsering berpindah tempat tinggal dalam waktu yang lama, jadi saya dapat berobat ditempat tinggal yang sedang saya tempati,” tambahnya.

Di akhir ceritanya, Fauziah mengungkapkan harapan agar Program JKN bisa terusberjalan dengan baik dan makin meningkat pelayanannya ke depan. Sebagai mahasiswi, ia merasa program ini punya peran besar dalam membantu masyarakat yang membutuhkan akses kesehatan.

“Saya berharap BPJS Kesehatan bisa terus berkembang dan pelayanannya makin baik kedepannya. Soalnya banyak banget orang yang bergantung sama program ini, termasuk. Semoga bisa terus jadi penolong untuk banyak orang,” tutupnya.

Pos terkait