Penulis: Abdul Salam Nur Ahmad
LINGKARPENA.ID – Pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan adalah gagasan rencana tertunda dari Bung Karno. Kota Jakarta sudah terlalu berat memanggul dua peran penting Jakarta sebagai pusat bisnis dan pusat pemerintahan. Sehingga Bung Karno mencanangkan Ibu Kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan harus dipindahkan dari Jakarta ke Kalimantan.
Gagasan dan rencana besar Bung Karno tersebut diwujudkan oleh Presiden Jokowi dengan memutuskan serta sudah ditandatangani UU pemindahan Ibu Kota dengan nama Ibu kotanya “Nusantara” dengan lokasinya di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Tantangan dan rintangan bermunculan dari kelompok yang selalu bersikap negatif dan berpikir picik. Apapun itu kebijakan Jokowi selalu ditolak sampai di fitnah tidak henti hentinya ujaran kebencian menyerang Pemerintahan Jokowi. Walaupun kebijakan itu bagus sekalipun untuk kemajuan dan pemerataan pembangunan. Salah satunya kebijakan pemindahan ibu kota di tolak dengan berbagai tuduhan. Mereka dan antek anteknya tidak mau Jokowi sukses dalam memimpin negeri ini.
Biarkan jangan hiraukan mereka yang selalu berpikir picik, pembangunan Ibu Kota Baru “Nusantara” harus berjalan terus. Ibu Kota Nusantara akan menjadi Kota Dunia sekaligus menjadi pusat kemajuan peradaban di dunia.
Ibu kota Nusantara harus menjadi Ibunya kota kota, daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Memiliki hubungan spritual satu jiwa satu rasa yang tidak akan bisa terpisahkan satu sama lain. Apalagi dengan menamai Ibu Kota Baru “Nusantara” merupakan representasi satu kesatuan utuh wilayah yang ada di kepulauan Nusantara.
Benang yang menghubungkan secara spiritual antara kota-kota, daerah-daerah seluruh nusantara dengan ibu kota baru “Nusantara” yaitu menjaga menata dan memelihara kabuyutan-kabuyutan yang ada di setiap kota, kabupaten, daerah daerah di seluruh wilayah Nusantara.
Kabuyutan adalah tempat suci atau disucikan memiliki nilai nilai historis dan filosofis atas kehidupan perjalanan bangsa dan negara ini. Kabuyutan merupakan kunci keseimbangan alam nusantara yang berupa sumber mata air, sungai, situs, tempat bersejarah, hutan, gunung, pantai dan lain-lainnya. Semua tempat itu merupakan sumber nilai kearifan lokal memberikan spirit dalam tata kelola negeri ini. Sekaligus spirit dalam menjaga melestarikan alam bumi Nusantara dari kerusakan.
Dalam membangun Ibu Kota Baru “Nusantara” kedepan untuk mewujudkan Ibu Kota yang memiliki Marwah menjadi menjadi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia, salah satunya hal terpenting dengan menjaga dan mengelola dengan baik kabuyutan kabuyutan yang tersebar di seluruh wilayah nusantara, merupakan jejak perjuangan para pertapa, kasepuhan, raja raja Nusantara dan para Aulia para ulama yang telah berjuang mendirikan negara ini serta menjaga Nusantara “Indonesia”.
Hal ini untuk memperkuat wilayah Nusantara menjaga kedaulatan NKRI dari gempuran faham faham idiologi Transnasional Wahabi, Khilafah dan faham lainnya yang hendak merusak menghancurkan budaya Nusantara yang berujung akan meruntuhkan NKRI.
Itulah Kabuyutan Nusantara selain menjadi akar penopang Ibu Kota Nusantara sebagai pusat spirit pemersatu kota kota dan seluruh daerah yang ada di wilayah Indonesia untuk bangkit maju menjadi bangsa besar dan negeri termaju di dunia, serta Kabuyutan Nusantara akan menjadi benteng NKRI dari kekuatan atau kelompok yang akan menghancurkan NKRI.
Semoga Allah Tuhan YME selalu melindungi negeri ini serta keberkahan solawat pada nabi besar Muhammad SAW dilimpahkan pada bumi Nusantara ini. Amiin YRA.