Komunitas Pesantren Jabar Minta Pemda Prov Evaluasi Rumah Tahfidz

LINGKARPENA.ID – Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar) Uu Ruzhanul Ulum, mengungkap sejumlah dorongan dan masukan dari para ulama atau kiyai Se-Jawa Barat yang berhimpun di Gedung Sate Bandung pada Jumat (17/12/2021) kemarin.

Salah satunya, Pemda provinsi Jabar, dengan Dewan Pengawas Pesantren (DPP) yang akan dibentuk dalam Majlis Masyayikh, dapat juga mengevaluasi rumah-rumah tahfidz yang berdiri di Jabar.

Atas penuturan beberapa undangan yang hadir, diketahui terdapat rumah tahfidz yang sangat kurang muatan pelajaran keagamaannya. Adapun yang dilakukan benar-benar hanya menghafal Al-Qur’an. Padahal materi keagamaan apalagi 12 fan ilmu secara umum tetap harus disampaikan kepada santri, sebagai materi yang patut dipahami. Maka evaluasi diperlukan guna meluruskan sehingga kualitas pendidikan agama di Jabar terjaga, dan bahkan menjadi lebih baik lagi.

Baca juga:  Ledakan Keras Di Mall Margo City Depok, 1 Luka Berat, Ini Penyebabnya!

“Mereka (Ulama/Kiyai) juga meminta pemerintah mengevaluasi rumah-rumah tahfidz yang mengatasnamakan pesantren, tapi informasi para kiyai tidak belajar ilmu yang dipelajari di pesantren yang 12 pan, hanya ‘nalar’ (menghafal) Qur’an, tidak diberi pelajaran tentang fiqih, tata cara solat, dan lainnya, karena menurut mereka rumah tahfid dan pesantren Qiroat berbeda,” ungkap Kang Uu, pada Sabtu (18/12/2021).

Baca juga:  Bu Cinta Raih Gelar Doktor, Ketua TP PKK Kota Sukabumi Hadiri Sidang Sekaligus Berikan Ucapan Selamat

Kang Uu sapaan akrabnya Uu Ruzhanul Ulum menyebut, Pesantren Qiroat pada umumnya pun mempelajari tata membaca Al-Qur’an. Tapi tetap tidak mengabaikan materi pembelajaran lain yang berdasar pada 12 fan ilmu agama. Namun, ilmu Qiroat adalah spesialisasi pesantren tersebut.

“Kalau dulu Pesantren Qiroat mempelajari tata cara membaca Al-Qur’an dengan lagam dan gaya, teknik dan tajwid, tetapi tidak mengabaikan pelajaran-pelajaran pesantren baik fiqih, tasawuf, ilmu nahwu sorof. Tapi yang dibesarkan tata cara Qiroah,” ucap Panglima Santri Jabar ini.

Baca juga:  Pj Wali Kota Sukabumi Resmi Dilantik di Gedung Sate Bandung

Lanjut Kang Uu, “Tetapi menurut para kiyai banyak yang mengatasnamakan pesantren di dalamnya biasanya sekolah. Aktivitasnya hanya menghafal Al-Qur’an tanpa belajar tata cara ibadah terkadang Kiyai-nya pun tidak jelas,” tutur Wagub Jabar.

Menurut Kang Uu, sehingga dalam pertemuan di Gedung Sate kemarin, dirinya menyebut para ulama dan kiyai minta Pemda Provinsi Jabar untuk mengevaluasi rumah-rumah tahfidz yang disinyalir dianggap bukan pesantren seutuhnya. Sehingga seyogyanya perlu adanya klasifikasi yang lebih jelas lagi sebagai pembeda dengan pesantren sesungguhnya.

Pos terkait