LINGKARPENA.ID | Jika terlontar pertanyaan, dimanakah tempat liburan yang pas untuk liburan kali ini, dan ada sesuatunya yang menarik? Tak berlebihan jika Pantai Pangumbahan yang dipilih.
Pantai Pangumbahan terletak di Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, merupakan objek wisata edukasi , berupa penangkaran penyu. Kini Pantai Pangumbahan tak sepi pengunjung.
Berjarak 108 kilometer ke Selatan dari Kota Sukabumi, disarankan anda menggunakan ruas jalan Palabuanratu – Kiaradua. Selama diperjalanan akan dibuai oleh lukisan alam Pajampangan. Hamparan kebun teh nan menghijau, hutan nan rimbun, serta kelokan jalan mulus berhot-mix.
Saat tiba di Kawasan Pantai Ujunggenteng, 3 kilo meter ke Selatan, tibalah di Pantai Pangumbahan. Dengan membayar tiket masuk Rp 10 ribu, anda sudah dapat menikmati layanan yang ada di kawasan konservasi Pangumbahan.
Ada nilai lebih yang disuguhkan objek wisata Pantai Pangumbahan. Disana pengunjung akan disuguhkan tiga atraksi dari satwa penyu, yakni saat penyu bertelur, penangkaran ( pengeraman alami ) dan pelepasan tukik (anak penyu) ke laut lepas.
Menyaksikan penyu bertelur, kata Kepala UPTD Konservasi Ade Hendri, ada sarat berlaku. Pertama dilarang menyalakan cahaya selama dikawasan, tidak terlalu banyak bergerak, dan dilarang mengganggu penyu.
“Bila melihat cahaya penyu bertelur akan gagal, karena sensitipan. Makanya para pengunjung tidak dibenarkan menyalakan cahaya,” jelas Ade.
Pantai Pangumbahan merupakan salah satu kawasan terbaik peneluran penyu di Indonesia, dengan kondisi pasirnya yang halus. Kini Pantai yang memiliki luas 2,4 kilo meter ini merupakan kawasan eduwisata, konservasi dan wisata.
Penyu yang ada di Pantai Pangumbahan, penyu hijau ( Cleonia mydas ). Penyu yang akan bertelur bergerak menuju pantai pada malam hari. Saat melihat proses penyu bertelur, ambilah posisi yang tidak mengganggu penyu untuk mencari tempat bertelur. Lazimnya, penyu akan mencari titik pasang air laut terjauh untuk menghindari gagalnya telur penyu menetas.
Momen saat penyu bergerak ke pantai dan bertelur akan sangat menarik untuk didokumentasikan. Namun, perlu di ingat penyu sensitif akan cahaya. Untuk itu jika memotret disarankan tidak menggunakan flash.
“Seekor penyu akan mengeluarkan telur sebanyak 60 sampai 150 butir. Dan masa produktip jatuh pada Maret – Juni. Telur yang dihasilkan semuanya akan dieramkan untuk menjadi tukik, dan kelak dilepasliarkan ke laut bebas,” papar Ade Hendri Kepala Konservasi Pangumbahan.
Telur telur penyu yang dihasilkan di Pangumbahan semuanya untuk di tetaskan. Proses penetasan yang dipilih adalah penetasan secara alami dalam sarang. Ini dipilih karena .erupakan kondisi terbaik untuk penetasan telur penyu. Namun karena tingginya ancaman predator maka dilakukan upaya pemindahan telur penyu ke sarang semi alami, sebagai upaya peningkatan jumlah telur menetas.
Setelah durasi penetasan berlangsung selama 50 sampak 60 hari, telur akan menetas menjadi bayi penyu atau tukik.
Bayi bayi penyu ini nantinya akan dilepasliarkan ke laut bebas. Untuk bisa melihat pelepasan tukik dilakukan pada sore menjelang malam. Peristiwa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung Pantai Pangumbahan.