Potret Siswa Menantang Maut  Untuk Pergi Ke Sekolah  Paska Banjir   

FOTO: Siswa Sekolah Dasar saat menyebrangi jembatan rusak di Kecamatan Lengkong Sukabumi.| istmewa

LINGKARPENA.ID | Bencana banjir pada 29 Juni 2024 menyisakan cerita lain bagi warga Kampung Cigirang, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi. Pasalnya, sarana penghubung, yakni jembatan gantung, yang ada di desanya rusak diterjang banjir. Akibatnya warga yang mayoritas petani terhambat ketika mereka akan menjual hasil pertaniannya.

Jembatan gantung tersebut merupakan penghubung Kampung Cigirang, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, dengan Kampung Pamoyanan, Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi.

Selain petani, pelajar Sekolah Dasar (SD) di sana kini harus menantang maut melintas jembatan ambruk untuk pergi menimba ilmu ke sekolah. Kalaupun ada jalan alternatif namun harus memutar jalan dengan waktu tempuh hingga 2 jam berjalan kaki untuk menuju ke pusat kegiatan dan keramaian di Kecamatan Jampangtengah.

Baca juga:  Kadisdik Respons Kasus Keracuanan Massal di SDN Nangewer Sukabumi

Informasi dihimpun, kerusakan itu terjadi pada tembok pondasi penahan jembatan yang tergerus air, mengakibatkan putusnya salah satu tali kawat seling baja penahan alas jembatan yang terbuat dari besi. Namun karena salah satu tali kawat seling baja masih terikat, sehingga alas jembatan tersebut yang dijadikan pegangan saat melintas.

Karena vitalnya fungsi jembatan, kini kedua desa, Desa Neglasari Kecamatan Lengkong dan Desa Bantarpanjang Kecamatan Jampangtengah sudah melakukan musyawarah untuk mencari solusinya. Hal itu dibenarkan ketua BPD Desa Neglasari Kecamatan Lengkong, Asri Suardi saat dikonfirmasi awak media.

Baca juga:  Warga Gunakan Perahu Lewati Ruas Jalan Sagaranten-Tegalbuleud, Air Masih Diketinggian 60 CM

Disampaikan Asri, untuk memperbaiki jembatan tersebut kedua pemdes akan bekerjasama dan mengadakan iuran untuk pembelian materialnya, dan kini sudah mulai progres pemesan barang.

Sementara itu, Camat Lengkong Ade Richman, S.Ag yang dihubungi melalui teleponnya mengatakan, rusaknya jembatan gantung tersebut akibat musibah banjir pada 29 Juni 2024. Saat itu dirinya pun meninjau langsung ke lokasi. Kata dia, jembatan gantung tersebut biasa dilalui pelajar asal Kampung Cigirang yang bersekolah di Kampung Panyumputan Desa Bantarpanjang.

” Hal ini sudah dilaporkan ke Tingkat Kabupaten. Kami berharap juga ada bantuan dari dermawan atau komunitas apapun agar jembatan di Cigirang ini bisa dibangun kembali, ” kata Ade Richman kepada lingkarpena.id, Minggu ( 21/7/2024 ) malam.

Baca juga:  Belum Mencapai 70 Persen, Wakil Bupati Sukabumi Minta Satgas Covid-19 Percepat Vaksinasi

Disela lain Koordinator Lapangan Yayasan Jampang Peduli ( Jampe ), Suherlan, saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya memberi perhatian terhadap rusaknya jembatan gantung itu, dan saat ini Yayasan Jampe sedang melakukan penggalangan dana untuk biaya perbaikan jembatan tersebut.

Diketahui pada 29 Juni 2024, terjangan banjir bandang yang terjadi di aliran Sungai Cikaso melewati Kecamatan Lengkong, berdampak rusaknya sejumlah jembatan gantung. Tercatat 3 jembatan gantung ambruk termasuk yang terjadi di Desa Neglasari.

Pos terkait