LINGKARPENA.ID | Puluhan hektar lahan persawahan milik warga yang berlokasi di Kampung Banjarsari Desa Warnasari, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, terancam gagal panen.
Hal tersebut diakibatkan adanya saluran irigasi Ciawi-Pasirmalang yang rusak sehingga air tidak dapat berfungsi secara maksimal untuk mengairi lahan persawahan warga.
Kepala Desa Warnasari, Kecamatan Surade, Sudarmi dalam keterangannya mengatakan, saluran Irigasi Ciawi – Pasirmalang, tidak berfungsi secara maksimal. Dijelaskan Kades kondisi irigasi tersebut jebol setelah diterjang longsor sejak tahun 2015 lalu belum diperbaiki.
“Ya ada sekitar 2.000 meter panjang irigasi yang jebol saat terjadi peristiwa bencana longsor pada tahun 2015 yang lalu itu. Hingga kini belum ada perbaikan,” kata Sudarmi kepada Lingkarpena.id, Kamis (26/01/2023).
Dijelaskan Sudarmi, pihak pemerintah Desa Wanasari sudah berupaya maksimal untuk memperbaiki saluran irigasi tersebut, melalui swadaya masyarakat. Namun, usaha tersebut tidak berjalan maksimal karena perbaikan saluran irigasi hanya menggunakan bahan seadanya.
“Sempet kita udunan dari pemerintah desa dan masyarakat untuk memperbaiki itu. Namun usaha perbaikan terbatas dan tidak maksimal. Ya jika dana desa kan tidak boleh dianggarkan untuk itu. Jadi saluran irigasi yang rusak merupakan kewenangan pemerintah Provinsi Jawa Barat,” bebernya.
Lanjut dia, akibat tidak maksimalnya saluran irigasi sangat berdampak buruk pada produktifitas pesawahan. Bahkan, jika musim kemarau lahan persawahan terjaadi retakan besar saking tidak adanya pasokan air dari saluran irigasi.
“Kalau sekarang lagi musim hujan, lahan pesawahan masih bisa teratasi untuk masalah pasokan air. Tapi, nanti kalau masuk musim kemarau, sudah bisa dipastikan para petani kelabakan soal pengairan,” ungkapnya.
Meskipun demikian sambung dia, saluran irigasi Ciawi – Pasirmalang sangat dibutuhkan para petani di Desa Wanasari, untuk mengairi sedikitnya 50 hektare lahan persawahan warga. Namun, semenjak irigasi jebol lahan persawahan menjadi kurang produktif, akibat dari tidak normalnya aliran air irigasi.
Oleh sebab itu, ia bersama para petani di wilayah tersebut berharap agar segera mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk perbaikan.
“Irigasi ini merupakan salah satu irigasi utama yang mengairi lahan pertanian. Setiap awal tahun kami juga selalu mengajukan dan memasukannya ke SIPD. Namun, hingga sampai saat ini sudah 8 tahun, belum ada respon yang jelas dari pemerintah Provinsi Jawa Barat,” pungkasnya.