Lingkarpena.id, SUKABUMI – Erma Meitri Regia (21) mahasiswi Fakultas Universitas Pamulang Tangerang Selatan dan Siti Agnilah (21) mahasiswi STIE PGRI Kota Sukabumi, merelakan serta meluangkan waktunya menjadi pejuang pendidikan di tengah pandemi Covid-19.
Kedua mahasiswi asal warga Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi ini rela pulang pergi menjejaki sekitar 4 kilometer demi menunaikan kewajibannya memberikan pendidikan kepada para siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD), di Bale Riung Mandalawangi, Kampung Sukamaja, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade.
“Kegiatan belajar mengajar sudah berjalan dua minggu di sini. Kebetulan kami juga belajar daring jadi belum ada aktivitas di kampus. Jadi kami memanfaatkan waktu untuk membantu masyarakat di sini soal kegiatan belajar mengajar,” ucap Siti Agnilah.
Kehadiran mahasiswi yang baru menjalani pendidikan semester VII itu, memberikan semangat belajar buat anak meskipun di tengah pandemi Covid-19. Namun tetap memberikan saran kepada orang tua anak untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, mulai dari rajin mencuci tangan memakai handsanitizer dan memakai masker.
“Dalam satu minggu dilakukan tiga kali pertemuan. Ada sekitar 15 orang anak yang mengikuti kegiatan belajar. Ini salah satu bentuk kepedulian kami terhadap anak-anak di sini. Tujuannya, membantu memberikan pendidikan, selain itu meningkatkan tahap belajar kami sebagai mahasiswi,” tuturnya.
Erma Meitri Regia menambahkan, materi yang diberikan di antaranya belajar bacaan doa, mengenal abjad, menyanyi dan mengenal huruf hijaiyah bagi anak-anak usia Paud.
“Kalau untuk anak SD dibedakan materinya, sesuai dengan kapasitas usia anak yang mengikuti belajar di Baleriung. Kami juga mengingatkan orang tua siswa agar terus melakukan bimbingan kepada anak-anaknya di rumah, sambil menunggu diperbolehkan belajar secara tatap muka,” singkatnya.
Sementara itu Sesepuh Baleriung Padepokan Mandalawangi, Aa Soleh bersyukur masih ada yang peduli terhadap pendidikan pada situasi pandemi Covid-19. Apalagi ia menilai kondisi pendidikan belajar mengajar saat ini diambang kemunduran.
“Ya, bisa dibilang kemunduran, karena pemerintah belum bisa mengijinkan untuk belajar tatap muka. Sebab, kondisi masih darurat Covid-19. Di sisi lain anak-anak sudah mulai melupakan status kewajiban dirinya untuk belajar, malah memilih bermain dan main game,” ucapnya.
Ia menuturkan, baleriung cukup luas dan bisa menampung sekitar 30 anak. Dirinya memberikan kesempatan bagi pelajar SD, SMP maupun SMA untuk mengunakan fasilitas baleriung sebagai sarana kegiatan belajar bagi siapa saja.
“Fasilitas di sini sudah ada disiapkan. Black board dua, wifi tersedia, buku-buku juga tinggal baca. Silahkan bagi warga Surade jika membutuhkan fasilitas untuk belajar tinggal datang saja. Kami welcome untuk siapapun yang membutuhkan,” jelasnya.
Reporter : Akoy Khoerudin
Redaktur : Garis Nurbogarullah