LINGKARPENA.ID | Pondok Pesantren (Ponpes) Dzikir Al Fath yang berlokasi di Perum Gading Kencana tepatnya jalan Merbabu, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi canangkan role model penanganan bencana Gempa Bumi di Cianjur pada November 2022 lalu.
Diketahui Ratusan Tim yang diterjunkan kelokasi bencana gempa bumi Cianjur berasal dari Mahasiswa STIMIK Al-Fath dan Yayasan Mengetuk Pintu Langit.
“Iya betul, STIMIK Al-Fath bersama Yayasan Mengetuk Pintu Langit membantu dan melakukan evakuasi pada korban bencana gempa bumi di Cianjur,” kata KH M Fajar Laksana kepada Lingkarpena.id dibAula Syekh Quro seusai menggelar Seminar dan Penghargaan Penanganan Pasca Bencana alam selama tujuh bulan di Kampung Sarampad Kecamatan Cugenang Cianjur, Sabtu (08/07/2023).
Lanjut dia, pihaknya melaksanakan penanganan bencana Cianjur selama tujuh bulan itu membentuk role model. Kemudian menyumbangkan pemikiran atas dasar praktek penanganan ke Dinas Sosial, memberikan saran kepada pemerintah yakni dengan cara pendekatan empat variabel serta enam di mensi.
“Adapun variabel pertama yakni ketika menangani bencana itu pake pendekatan islam. Kedua menggunakan pendekatan Islamic Health Care, Yaitu pendekatan pengobatan bukan hanya secara medis, tetapi pengobatan dari sisi keimanan dan ketakwaan jangan sampai aqidah runtuh dengan adanya bencana itu. Lalu pendekatan pendidikan education, dan kemudian kita pendekatan entrepreneurship,” bebernya.
Selain dari pada itu sambung Kyai Fajar, selama tujuh bulan ini pihaknya sudah banyak melakukan kegiatan-kegiatan dengan Yayasan mengetuk pintu langit, dan jamaah yang dipelopori oleh STIMIK dan Ponpes Al Fath. Seperti melakukan role pick healing dengan membuat sekolah alam. Ini adalah sekolah alam yang pertama untuk anak-anak dan pengajian untuk orang tua.
“Untuk pasokan makanan tetap diberikan kepada jamaah setiap harinya. Sambil menjalankan sekolah alam lalu membuka majelis dzikir, mengumpulkan masyarakat setiap sebulan sekali dalam pengajian. Dan juga Ponpes Al Fath membuka ruang bagi donatur-donatur yang lain untuk masuk membantu membangun juga toilet, tenda darurat, sekolah darurat lalu yang paling besar adalah membangun masjid,” ungkapnya.
Dengan mengucap lhamdulillah tambah Kyai Fajar selama tujuh bulan ini, masjid yang runtuh itu kita bangun kembali dengan menyerap anggaran sekitar Rp500 juta. Dan juga pasca bencana masalah kewirausahaan perlu kembali ditata. Karena dengan bencana itu timbul masalah kemiskinan.
“Alhamdulillah saya memohon ke pihak pemerintah dalam hal ini ke pusat pelayanan sosial Griya Bina Karya yang di pimpin oleh Pak Budi, karena di sini ada program dari penyelesaian masalah penanganan sosial dari warga yang Duafa,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina karya Dinsos Provinsi Jawa Barat H. Teguh Khasbudi, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas nama Pemprov Jawa Barat, kepada pesantren Dzikir Al-Fath dalam membantu masyarakat yang tengah terkena musibah gempa bumi Cianjur.
“Tadi sudah dijelaskan panjang lebar oleh pak kyai fajar sendiri, bagaimana Pesantren Dzikir Al-Fath dengan komponen pendukungnya dalam menangani korban bencana alam korban gempa di Cianjur. Semoga apa yang telah dilakukan ini dicontoh oleh yang lain,” ucapnya.
Selain itu tambah Teguh, Dayung bersambut dengan program Dinsos Jabar antara penanganan masyarakat miskin rentan akibat terdampak Covid-19, lalu ditimpa bencana alam gempa bumi di Cianjur. Nah, Ponpes Dzikir Al-Fath secara terus menerus mengidentifikasi untuk merecocavery masyarakat yang rentan miskin.
“Ponpes Dzikir Al-Fath bekerjasama dengan Dinsos Provinsi Jabar, dalam usaha peningkatan serta pemberdayaannya. Kebetulan ada program pemberdayaan masyarakat dhuafa Dinsos Jabar di griya bina karya namanya. Untuk program tersebut pelaksanaannya akan dimulai pada bulan Agustus 2023 mendatang,” pungkasnya.