Bedah Buku: Mengembalikan Kejayaan Leluhur Sunda di Situs Megalitikum Gunung Padang Cianjur

LINGKARPENA.ID – Abah Ruskawan melakukan bedah buku disela-sela kegiatannya sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya di Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Selasa (04/01/2022). Hal itu dilakukan sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 soal kemajuan seni dan budaya merupakan tangung jawab pemerintah dan tangung jawab semua komponen masyarakat.

Abah Ruskawan juga mengingatkan, peninggalan Situs Megalitikum Gunung Padang, merupakan Episentrum Kejayaan Leluhur Sunda. “Dari hasil penelitian ada beberapa sumber yang belum bisa memastikan umur Situs ini yang sebenarnya. Ada yang menyatakan 11 ribuan tahun ada juga 20 ribuan tahun,” jelas Abah.

Baca juga:  PWI Peduli: Ketua IKWI Jawa Barat Realisasikan Bansos Gubenur di Cianjur

Dikaitkan dengan penelitian Sunda Lend, sebagian Profesor Eropa mempercayai peradaban Sunda itu disimpulkan sudah lahir lebih dulu dan lebih modern di jaman nya.

“Ya, tidak menutup kemungkinan Peradaban Situs Megalitikum Gunung Padang ini bisa menjadi Peradaban Pertama dan terakhir di dunia,” terang Abah.

Kegiatan yang dilakukan di lokasi Situs Megalitikum Gunung Padang dihadiri oleh Wakil Bupati Cianjur TB. Mulyana Syahrudin dan Komandan Kodim 0608 Cianjur, Letkol Ricky Arinuryadi.

Baca juga:  DPP Forsiwas Kab Sukabumi Resmi Dikukuhkan

Buku yang di terbitkan PB Paguyuban Pasundan ini perlu diketahui bersama sebagai referensi bagi para pembaca nanti. Tentunya pada daftar Penulis di Bedah Buku Situs Gunung Padang diantaranya, Hayatun Hamid, Cece Suryana, Abah Ruskawan, Ade Prianganu, Widya Utama dan Irma Purnama Sari, untuk info lebih lanjut bisa menghubungi Paguyuban Pasundan.

Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah kejayaan leluhur Sunda, peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.

Baca juga:  Uang Rakyat Kita Kembalikan Ke Rakyat

Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan Warungkondang, di antara Jalan Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 hektar menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.

 

 

 

 

 

Reporter: Aris Wanto

Redaktur: Akoy Khoerudin

Pos terkait