‘Bom Waktu’ Tollgate Retribusi Wisata Ujunggenteng Dirusak Massa

Ratusan massa warga Ujunggenteng mendatangi 'Tollgate' pos retribusi wisata Ujunggenteng di Jalan Provinsi, tepatnya Kampung Cigebang, Desa Ujunggenteng Kecamatan Ciracap, Rabu (11/5/22).| Foto: Istimewa

LINGKARPENA.ID – Ratusan massa dari masyarakat Desa Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi, beramai-ramai mendatangi Tollgate ‘pos retribusi’ di gerbang pintu masuk kawasan wisata Ujunggenteng, pada Rabu 11 Mei 2022.

Tak hanya mendatangi, massa yang berdatangan itu turut mengancurkan fasisilitas pos retribusi. Massa yang terlihat beringas langsung merusak fasilitas pos dengan cara melempar dan memukulnya. Saat kedatangan massa yang banyak petugas retribusi tollgate tidak diketahui saat meninggalkan lokasi.

Pos retribusi tollgate yang bertempat di Jalan Provinsi Surade – Ujunggenteng ini tepatnya di Kampung Cigebang, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap. Diketahui Pos Retribusi ini dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi. Belum diketahui masalah yang menyebabkan massa meluapkan amukan itu.

Baca juga:  Menuju Sukabumi Zero Stunting 2023, Pentahelix Distribusikan Beras Nutrizing dan Paket Nutrisi

Belakangan ini diketahui warga Ujunggenteng kecewa dengan tingginya harga masuk ke kawasan wisata Ujunggenteng. Terlebih ramainya netizen tiket masuk ke lokasi wisata Ujunggenteng tidak ditunjang dengan fasilitas yang ada. Hal itu yang membuat warga Ujunggenteng merasa tersinggung atas keberadaan retribusi dari aduan netizen.

“Jadi begini, unek-unek masyarakat soal permasalahan tollgate pos retribusi bukan kali ini saja, itu sudah dari dulu. Jadi masyarakat bukan marah sama Pemerintah atau Dinas terkait. Tapi, masyarakat selalu dipusingkan dengan celotehan pengunjung yang dibahas soal mahalnya tiket masuk ke Ujunggenteng,” ujar Riki tokoh pemuda Ujunggenteng, saat dihubungi Lingkarpena.id melalui telepon selulernya, Rabu (11/5/22).

Baca juga:  Ini 10 Target Operasi Polres Sukabumi

Lanjutnya,” Masyarakat bukan marah sama Pemda atau penjaga tollgate. Jadi kemarahan warga ini setiap ada pengunjung selalu cerita mahalnya tiket masuk. Belum lagi lokasi yang tidak ditunjang dengan fasilitas mumpuni, tong sampah saja tidak ada,” terangnya.

“Pewisata itu harus mengeluarkan biaya berkali-kali saat masuk kawasan wisata Ujunggenteng. Masuk tollgatte pos retribusi bayar Rp.35.000, masuk Hutan Rp.25.000, masuk Pasir Putih, harus bayar lagi. Nah, ini yang membuat warga marah,” jelas Ketua Rukun Nelayan Ujunggenteng ini.

Ditambahkan Riki, sementara saat bersih-bersih pantai melibatkan warga masyarakat, anak sekolah dan komunitas. “Jadi intinya warga itu kecewa. Orang yang enak ambil duit, tapi saat bersih-bersih harus warga,” tuturnya.

Baca juga:  Kades Cijangkar Kunjungi dan Beri Bantuan Korban Kebakaran

Menurut Riki, pungutan dan fasilitas yang ada di kawasan wisata Ujunggenteng jelas tidak balance ‘seimbang’. Dari beberapa fasilitas yang ada, itu tidak semua dibangun oleh Pemda (Dinas Pariwisata).

“Ingin warga, tollgatte yang melakukan pungutan jadi kenapa saat melakukan pembersihan sampah harus warga? Jadi ini seperti bom waktu,” pungkasnya.

Selain merusak bangunan pos retribusi Tollgate wista Ujunggenteng, massa turut membawa sampah dan ditaroh di pos retribusi sebagai wujud pernyataan sikap atas kekecewaan warga.

Pos terkait