Bulog Serap Langsung Gabah Petani, KTNA Kota Sukabumi Apresiasi Langkah Pemerintah Pusat

FOTO: Perwakilan Bulog serap gabah langsung di lokasi sawah Poktan Tani Sejahtera Abadi di Kelurahan Benteng Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi, Kamis (20/2/25).| dok: Akoy Khoerudin

LINGKARPENA.ID | Program Presiden RI Prabowo Subianto melalui program Asta Cita, membawa angin segar bagi para petani di Nusantara khususnya di Kota Sukabumi. Betapa tidak, dengan program tersebut kini para petani mulai merasakan dampak dari kebijakan pemerintah pusat tersebut.

Pada Kamis, 20 Maret 2025, perwakilan Bulog Cianjur-Sukabumi, Denny didampingi Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Sukabumi, H. Ali Rahman, perwakilan Kodim 0607, PPL Dinas Pertanian Kota Sukabumi, Unsur Muspika Kecamatan Warudoyong, turut menghadiri panen raya di Kelompok Tani Sejahtera Abadi, di Kampung Nagrak RT 02/08 Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi.

Dalam kesempatan itu Denny perwakilan Bulog Cianjur-Sukabumi kepada Lingkarpena.id mengatakan, sesuai Program Asta Cita pak Presiden Prabowo ingin mensejahterakan petani Indonesia dan program tersebut mulai berjalan tahun 2025 ini.

“Diharapkan pada panen pertama tahun ini untuk serap gabah kepada petani dengan harga Rp.6.500/kg sudah mulai pemerintah lakukan. Jadi, pemerintah menugaskan Bulog bersama stakeholder terkait turun kelapangan langsung untuk membeli gabah petani dengan harga yang sudah ditentukan,” ujar Denny kepada wartawan di lokasi panen Poktan Tani Sejahtera Abadi.

Dengan begitu kata Denny, para petani bisa merasakan kesejahteraannya lebih baik lagi. Nantinya Bulog sendiri akan merangkul beberapa mitra yang bisa dipercaya untuk menghindari adanya tengkulak-tengkulak yang dapat merugikan para petani.

“Bulog ini kan, kebetulan punya beberapa mitra penggilingan ya dimana program serap gabah ini nantinya ada beberapa langkah yang dilakukan secara bertahap. Setelah kita serap gabah ada proses pengeringan sebelum menjadi beras,” ungkap Denny.

“Jadi kita menggandeng mitra-mitra yang mempunyai penggilingan dan dryer gabah. Kebetulan di Sukabumi ini kami banyak mitra, nah kita bisa menggandeng mereka untuk bekerja sama. Selain Pemerintah setempat kita juga sudah ada MoU kerjasama dengan TNI untuk mensukseskan program ini,” sambung Denny.

Denny berharap dengan adanya program serap Gabah Kering Panen (GKP) ini dengan harga Rp. 6.500 ini kesejahteraan petani semakin meningkat dan kesejahteraan ekonominya juga bertambah baik.

“Artinya, jika dulu dalam menanam padi kurang bersemangat dengan sekarang harga meningkat mereka diharapkan lebih semangat lagi untuk menanam padi. Artinya kan, dengan petani semangat menanam padi, InsyaAllah cita-ciata Pak Presiden melalui swasembada pangan itu bisa tercapai,” tandasnya.

FOTO: Panen Raya di Kelompok Tani Sejahtera Abadi Kelurahan Benteng Kota Sukabumi, Kamis 20 Maret 2025.| dok: Hoer

Sementara Ketua KTNA Kota Sukabumi H. Ali Rahman yang saat itu didampingi Ketua Poktan Sejahtera Abadi Kelurahan Benteng Mintarja, mengapresiasi atas langkah pemerintah Pusat melalui Bolog dalam program serap gabah atau program Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga Rp. 6.500/kilogram nya.

“Program serap gabah ini merupakan angin segar ya bagi para petani di Sukabumi khususnya Petani di Kota Sukabumi. Jadi dengan harga yang ditetapkan ini insya allah petani dapat merasakan kesejahteraannya. Ya ada hasil yang signifikan bisa dirasakan oleh petani,” kata H Ali Rahman.

Dijelaskan Ketua KTNA Kota Sukabumi, panen raya di kelompok Tani Sejahtera Abadi Kelurahan Benteng Kecamatan Warudoyong ini sekitar 7 Ton gabah kering panen (GKP) yang terserap. H. Ali berharap dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dengan harga Rp.6.500 per kilogram sangat jauh dengan harga sebelumnya yang di angka Rp.5.200 per kilogram. Tentunya ini adalah angin segar bagi para petani.

“Jumlah gabah tersebut dari sawah yang ada dibina Poktan Tani Sejahtera Abadi ya sekitar 1 hektar lebih ya. Kami berharap sinergitas antara Bulog dengan petani ini dapat membawa dampak besar bagi kesejahteraan para petani kedepannya. Ya, tadi pun sudah dibahas soal kendala lain seperti cara meningkatkan produktivitas padi, kebetulan hadir juga dari PPL Dinas Pertanian. Jadi untuk kendala-kendala sudah ada solusinya,” pungkasnya.

 

Pos terkait