LINGKARPENA.ID | Bupati Sukabumi menghadiri Peresmian dan Penyalaan Pertama Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Kampung Cisarua, Desa Sukamanis, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (14/10/2023).
“Iya, saya menyampaikan terima kasih dan syukurnya atas perhatian dari pemerintah pusat ke masyarakat daerah Sukabumi melalui program BPBL untuk rumah tangga kurang mampu di Kabupaten Sukabumi,” kata Bupati Marwan kepada Lingkarpena.id disela-sela acara tersebut.
Lanjut dia, ini akan menjadi rasa syukur dan Insaallah bakal menjadi keberkahan. Dirinya juga mengucapkan terima kasih dengan adanya pemasangan listrik baru melalui Kementerian ESDM tersebut. Program tersebut dapat memberikan kontribusi, akan terjadi multiplier effect kedepan.
“Dengan adanya listrik bisa mendorong pertumbuhan UMKM di Sukabumi dan juga bisa membantu anak-anak dalam proses pembelajaran di rumah. Dengan listrik masuk, UMKM bisa berjalan dan yang paling penting warga bisa mengajar anak-anak secara baik. Kemarin ngeubray-ngeubray (cahaya remang-red) sekarang caang (terang-red),” cetusnya.
Sementara itu salah satu warga penerima manfaat Dadan (72 ) tahun warga Desa Sukamanis mengungkapkan rasa syukur nya atas Program BPBL tersebut, sehingga dirinya mendapat bantuan dari pemerintah melalui Kementerian ESDM atas dorongan anggota DPR RI wakil Sukabumi ini.
Kakek yang sehari-hari bekerja sebagai tukang bersih-bersih di area pemakaman ini diketahui tinggal bersama cucunya yang masih kecil. Sebelumnya, ia mengandalkan penerangan di rumahnya itu dengan menyambung listrik dari tetangganya.
“Alhamdulilah, sekarang sudah ada listrik di rumah sendiri. Dulu, saya bayar 25 ribu per bulan ke tetangga, sekarang mah paling isi 20 ribu bisa kepake kali ada tiga bulan. Iya soalnya Kake cuman nyalain lampu aja kalo malem sebentar, siang kan dimatiin,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Mak Ating (70) Nenek yang tinggal sendiri di rumahnya ini mengaku sangat senang mendapat bantuan program BPBL dari pemerintah. Nenek ini mengaku untuk makan sehari-hari saja ia sering mengandalkan pemberian dari anak-anaknya. Untuk itu ia tidak memiliki biaya untuk menyambung listrik.
“Raos ayeuna sa atos aya listrik jadi caang, kamari mah redup (enak sekarang sesudah ada listrik jadi terang, kemarin redup-red),” sambung Mak Ating.
Selain meningkatkan rasio elektrifikasi, program BPBL juga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kemandirian masyarakat. Dengan memiliki akses listrik sendiri, masyarakat penerima manfaat BPBL diharapkan tidak lagi tergantung penyediaan listrik dari tetangga.