Lingkarpena.id, SUKABUMI – Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyebut, bangunan di bantaran sungai menjadi salah satu penyebab luapan air banjir bandang di Cicurug mencapai ketinggian 5-6 meter. Selain itu, masih adanya yang membuang sampah dan bahan material ke sungai juga memperparah dampak bencana.
“Kalau dilihat dari curahan hujan tidak begitu tinggi, ini mungkin ada yang terganggu secara ekosistem, ini harus menjadi perhatian bersama,” ungkap Marwan saat meninjau lokasi bencana banjir bandang di Kampung Nyangkowek RW 123/06 Desa Mekarsari, dan Kampung Cibuntu Desa Pasawahan Kecamatan Cicurug, Selasa (22/09/2020).
Marwan mengatakan, akan melakukan kajian bersama Polres Sukabumi sebagai bahan evaluasi terjadinya bencana ini. Pasalnya, dampak bencana sesuai data yang masuk sampai Senin (22/9) sore mencapai 12 desa dan 3 kecamatan.
“Dorongan air sangat kuat hingga kendaraan mobil saja terbawa, sesuai laporan saai ini tiga korban sudah ditemukan. Banyak laporan dari warga tapi kita akan periksa lagi kebenarannya,” ucapnya.
Menurutnya, ada banyak penyebab terjadinya bencana ini. Mulai pembangunan rumah di bantaran sungai, membuang sampah dan bahan material ke sungai, hingga terjadinya penyempitan aliran sungai Citarik – Cipeuncit hingga terjadi luapan tinggi.
Sementara Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Maman Sulaeman menjelaskan pihaknya telah melakukan penanganan terkait kejadian banjir bandang ini.
“Kami bersama melakukan evakuasi terhadap harta benda masyarakat termasuk jiwa. Kurang lebih 500 tenaga relawan baik dari TNI/Polri BPBD, Basarnas serta relawan lainnya kita terjunkan, kita buat posko utama dan posko logistik, posko kesehatan dan 2 dapur umum yang bisa menyiapkan 1.500 bungkus per satu kali masak,” terangnya.
Reporter : Rilis Humas Pemkab Sukabumi
Redaktur : Alan Kencana