Lingkarpena.id SUKABUMI – Areal pesawahan di Desa Banjarsari, Desa Cidadap, Kabupaten Sukabumi terancam kekeringan. Hal itu disebabkan berkurangnya debit air singai Cibala sebagai satu-satunya sumber air masyarakat di sana.
Sekretaris Desa Banjarsari, Enjang Paruksalim mengatakan, desanya ini rentan sekali kekeringan. Bahkan bisa mengakibatkan gagal panen jika musim kemarau tiba.
“Saat ini pun sebagian wilayah di Desa Banjarsari sudah mulai menunjukan tanda tanda kekeringan,” ujarnya kepada Lingkarpena.id saat ditemui di kantornya, Kamis (3/9/2020).
Enjang menjelaskan, dari jumlah total sebanyak 3.700 jiwa warga desanya, sebagian besar berprofesi sebagai petani. Sehingga menjelang musim kemarau seperti sekarang membuat warga khawatir.
“Jika dalam jangka waktu 1-2 bulan ke depan tidak turun hujan, Desa Banjarsari dipastikan kekeringan dan kesulitan air. Bukan hanya pertanian tapi juga kebutuhan air bersih rumah tangga,” ungkapnya.
Dalam kasus kekeringan tahun ke belakang, pemerintah desa sudah berupaya menanggulangi dampak kekeringan dengan berbagai cara. Di antaranya dengan memasok air bersih ke setiap RT menggunakan mobil.
“Untuk kebutuhan pokok warga seperti mandi dan cuci piring, kita kerap memobilisasi ke setiap RT, lalu disalurkan ke setiap rumah yang dinilai sudah sangat kritis,” jelas pria yang akrab di sapa Ruksalim.
Sebagian warga memang terpenuhi oleh bantuan dari program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Namun dinilai belum merata.
“Tahun 2017 lalu pernah mendapat bantuan dari Pamsimas berupa pengadaan SAB (Sarana Air Bersih), namun belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara merata,” bebernya.
Sementara untuk kebutuhan air pertanian, Ruksalim mengatakan belum ada solusi sampai saat ini. Ia berharap, ada bantuan dari pemerintah berupa pembangunan irigasi.
“Kami berharap pemerintah daerah memberikan bantuan pembangunan irigasi, baik melalui dinas pertanian maupun lembaga lain,” pungkasnya.
Reporter : Rendy Wahyudi
Redaktur : Alan Kencana