Kampanyekan Stunting di Kota Sukabumi, Anggota DPR RI Komisi IX Dewi Asmara Sebut Kasusnya Turun 19 Persen

Kegiatan Kampanye Stunting Anggota DPR RI di Kota Sukabumi.| Foto: Azis Ramdhani

LINGKARPENA.ID | Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Golkar Dewi Asmara menyebut angka kasus stunting turun mencapai 19 persen di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi.

Hal tersebut disampaikan politisi partai berlambang pohon beringin saat menghadiri kegiatan Kampanye Stunting yang di inisiasi BKKBN Provinsi Jawa Barat, yang bertempat di GOR Taman Asri Ciaul, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Sabtu (4/11/2023).

“Iya memang, kasus stunting angkanya berdasarkan hasil survey BKKBN Pemprov Jabar datanya menurun hingga angka 19 persen dari sebelumnya 23 persen,” kata Dewi saat di wawancara Lingkarpena.id usai acara.

Baca juga:  Pedagang Dago Diizinkan Berjualan, Melan: Hak Kesehatan dan Mencari Nafkah Dilindungi UU

Dengan begitu lanjut dia, secara umum di wilyah Provinsi Jabar itu sudah melakukan riset penelitian dan angkanya pun memang sudah turun. Sedangkan percepatan
penurunan stunting itu bukan hanya urusan BKKBN saja. Namun demikian, pihaknya tetap mengajak Pemda Kabupaten/Kota, pentahelix untuk bersama-sama membantu program new zero stunting.

“Iya, kasus stunting bukan hanya urusan BKKBN saja. Tetapi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sudah mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK), APBN dalam bentuk BOK ke setiap Puskesmas disalurkan ke masing-masing Posyandu dan jangan mempolitisir Posyandu,” bebernya.

Baca juga:  Dewi Asmara Minta Pemerintah Jangan Samakan Penanganan Kasus Stunting di Kota dengan di Desa

Perlu diketahui sambung Politisi asal Senayan ini, Komisi IX yang membawahi kesehatan sudah tentu pastinya akan mendukung program pemerintah pusat untuk menurunkan angka Stunting. Dan bagaimana berusaha menurunkan angka itu. Kenapa sih tidak boleh stunting? Karena kalau stunting kan kalau sudah besarnya tidak bodoh tapi telat mikir (telmi).

“Kami berharap, program yang dititipkan melalui Puskesmas ini bisa langsung sampai ke posyandu penurunan stunting di masyarakat bisa lebih cepat,” tandasnya.

Baca juga:  Dukung Pemerintah Capai Target 17 Persen Prevalensi Stunting 2023, Semen SCG Inisiasikan Program 'Aku Suka Ikan'

“Kasus stunting itu bukan semata-mata orang yang tidak mampu saja, bahkan di kota-kota besar seperti Tangerang kemudian Bekasi itu banyak. Hal itu disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang belum mempunyai pengetahuan berkaitan dengan gizi yang baik,” imbuhnya.

“Stunting itu tidak mesti orang miskin saja, banyak sekali seperti di Tangerang, di Bekasi, itu perkotaan, tapi ada stunting? Jadi stunting itu adalah bagaimana banyak orang yang belum punya pengetahuan,” pungkasnya.

Pos terkait