Keluarga Guru Honorer Dampak KIPI Keluhkan Biaya Pengobatan

Lingkarpena.id, Sukabumi – Keadaan Susan Antela (31) guru honorer yang diduga mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) membaik meskipun tidak banyak yang berubah dari keadaan pasca pemberian dosis kedua vaksin Covid-19. Hal tersebut disampaikan oleh adiknya Yayu Yuliari (26) kepada wartawan.

“Alhamdulillah membaik dibanding kondisi awal, walaupun belum bisa melihat dan juga belum bisa berjalan,” terangnya.

Guru Susan yang baru diizinkan pulang Rabu (28/04/2021) dari RS Hasan Sadikin Bandung setelah menjalanai rawat inap selama 23 hari. Saat ini petugas medis telah merekomendasikan guru honorer tersebut untuk berobat jalan dan diwajibkan kontrol sebulan satu kali ke RS Hasan Sadikin Bandung.

Selama menjalani perawatan tersebut, keluarga Guru Susan keluhkan biaya pengobatannya yang tidak sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.

“Walaupun pake BPJS tetap saja keluarga mengeluarkan biaya karena tidak semua obat dan jenis pelayanan kesehatan ditanggung BPJS,” keluh Yayu kepada wartawan.

Baca juga:  Dalam Hitungan Jam, Polisi Tangkap Geng Motor Tersangka Pembacok Santri di Warudoyong

Ia menambahkan belum lagi petugas medis menyatakan perlu kesabaran dalam pemulihan kakaknya ini, karena memerlukan waktu yang lama. Yayu membayangkan berapa biaya yang harus dipersiapkan oleh keluarga pulang-pergi ke RS Hasan Sadikin Bandung dan juga biaya-biaya lain yang tidak terduga.

“Awalnya si Teteh sehat, sekarang sakit. Bukan menyalahkan pemerintah, tapi keluarga menginginkan adanya perhatian dari pemerintah atau tanggungjawab dari pemerintah,” ujar Yayu.

Baca juga:   Guru Honorer Mengalami Mata Buram Setelah Suntik Vaksin Covid-19

Sementara itu H Andi Rahman Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi menyatakan untuk masalah perawatan medis serta obat-obatan itu menjadi bertanggungjawab pemerintah, bahkan Ia meminta bukti pembayaran yang dikeluarkan oleh keluarga untuk diganti oleh pemerintah.

Untuk biaya selain perawatan medis atau obat-obatan, Andi tidak bisa memastikan pemerintah bisa menanggungnya, seperti biaya hidup keluarga selama perawatan, transportasi dan lainnya.

Baca juga:  Polres Kota Terus Genjot Vaksinasi Pelajar, Sekarang Giliran Yasti Sukabumi

“Sebenernya kita dilematis untuk masalah ini, karena kasus ini sudah dilimpahkan Kelompok Kerja (Pokja) KIPI Kabupaten Sukabumi ke Komite Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat, jadi tanggungjawabnya sudah disana,” ujarnya.

Andi juga mengakui setelah diambil alih oleh Komda KIPI Jawa Barat, Ia tidak bisa intervensi ke lembaga tersebut karena sudah bukan tanggungjawabnya lagi.

“Saat ini Dinas Kesehatan belum memberikan perhatian ke pihak keluarga karena memang anggaran untuk imunisasi ini belum turun,” ujarnya.

Ia menambahkan akan tetapi bukan berarti Dinas Kesehatan tidak ada perhatian, permasalahan ini sudah disampaikan sampai ke level Wakil Bupati agar ada pemecahan masalah untuk biaya pengobatan Guru Susan.

Baca juga:   Upaya KBM Tatap Muka Cepat Terealisasi, 200 Tenaga Pengajar Disuntik Vaksin Covid-19

Baca juga:  Longsor Ancam Tiga Kepala Keluarga di Kabandungan Sukabumi

Dilain pihak gelombang dukungan untuk membantu biaya pengobatan guru honorer tersebut semakin kencang, PGRI Kecamatan Cisolok selaku organisasi profesi serta solidaritas guru-guru di Kabupaten Sukabumi ikut menggalang dana.

Sahabat Kristiawan Peduli yang dihubungi redaksi, berjanji akan mengunjungi kediaman Guru Susan dan ikut meringankan beban yang dirasakan oleh guru honorer tersebut.

Semangat netizen untuk membantu juga dapat diliat dari beberapa postingan dan berita Guru Susan yang mencoba mention ke Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi Legislator Senayan yang selalu peduli permasalahan sosial yang dialami masyarakat.

Tidak hanya ke tokoh publik, netizen juga mention Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, meminta perhatian khusus untuk kasus ini.

 

 

Redaktur:   Dharmawan Hadi

Pos terkait