LINGKARPENA.ID | Ujang Saepudin (46), warga Kampung Batusapi RT 002/001, Kelurahan/Kecamatan Palabuanratu, Kabupaten Sukabumi, harus mengelus dada , pasalnya ia tidak memiliki banyak uang untuk biaya pengobatan penyakit gagal ginjal yang dideritanya.
Karena tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), akibatnya pria berprofesi sebagai buruh harian ini harus dirawat sebagai pasien umum dengan biaya yang tidak sedikit.
Untuk menghidupi keluarganya Ujang bekerja sebagai buruh harian proyek pengaspalan. Manakala tidak ada proyek ia menarik ojek. Penghasilan yang paspasan itu hanya cukup untuk makan. Kini Ujang benar benar merasakan beban berat dihadapinya. Apalagi penyakit yang dideritanya tergolong kategori berbiaya mahal.
Habib Fahmi, tetangga yang sering membantu Ujang kepada awak media menuturkan, Ujang masuk rumah sakit menggunakan status umum karena tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat ( KIS ).
“Pihak rumah sakit sempat meminta uang Rp6 juta untuk biaya awal pengobatan. “Karena Ujang sangat miskin, dia jadi kalang kabut,” jelas Habib.
Mengatasi itu, pengurusan KIS dilakukan melalui kelurahan, dan saat ini sedang menunggu keaktifan yang dijadwalkan pada 1 Agustus. Namun, proses tersebut memakan waktu satu bulan, sementara pihak rumah sakit hanya memberikan waktu tiga kali 24 jam untuk pembayaran.
Sebagai bentuk solidaritas dan peduli sesama saat ini Habib Fahmi bersama rekan dari Karang Taruna sedang melakukan pengumpulan dana untuk meringankan beban yang dihadapi Ujang.
“Tujuan kami untuk membantu biaya pengobatan Ujang dan memberikan bantuan untuk istrinya selama menunggu di rumah sakit,” sambung Habib.
Lebih lanjut kata Habib, biaya pengobatan yang dibutuhkan kurang lebih sekitar Rp25 juta, untuk cuci darah dan Rp28 juta untuk operasi pemasangan ring, totalnya bisa mencapai Rp53 juta.
Sementara Ketua RT setempat, Enung, mengatakan, Ujang diterima di rumah sakit dan telah menjalani dua kali cuci darah.
Kondisinya sudah membaik dan tinggal menunggu hasil laboratorium untuk tindakan selanjutnya. Enung juga memastikan bahwa biaya cuci darah sudah ditanggung oleh pemerintah setelah komunikasi dengan Bupati.
Disela lain, Humas RSUD Palabuanratu, Bili, menjelaskan kepada awak media bahwa pasien atas nama Ujang Saepudin masuk dengan penyakit CKD dan harus menjalani hemodialisa.
“Kami tidak menolak pasien. Kami menerima dan melayani Ujang,” tegas Bili.
Menurutnya, keputusan mengenai biaya pengobatan Ujang sudah dibicarakan dengan direktur rumah sakit untuk kebijakan lebih lanjut.
Disisi lain Habib mengucapkan terima kasih kepada Bupati bahwa bantuannya sangat berarti dalam situasi ini.
“Saya berterima kasih atas kebaikan bapak Bupati, dan Alhamdulillah, beliau memberikan toleransi untuk membebaskan biaya cuci darah Ujang,” kata Habib.
Kasus yang dialami Ujang menyoroti masalah yang dihadapi banyak warga miskin di Sukabumi. Habib berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk menangani masalah ini, agar tidak ada lagi warga yang mengalami kesulitan serupa.