Korban Gusuran Sukawayana Palabuhanratu Minta Tolong Dedi Mulyadi

LINGKARPENA.ID | Sebanyak 87 jiwa dari 29 kepala keluarga (KK) termasuk lansia dan balita, yang digusur dari lahan di depan Hotel Cleopatra, Kabupaten Sukabumi, harus tidur ditempat darurat, beralaskan seadanya tanpa ada kepastian tempat tinggal.

Salah satu warga terdampak, Herianto, (45),mengaku kecewa karena pihak konsultan dan tim terpadu dianggap mengingkari janji. Sebelumnya, warga dijanjikan relokasi tempat usaha sebelum eksekusi dilakukan, namun pada kenyataannya, mereka langsung digusur tanpa persiapan.

“Kami dijanjikan relokasi tempat usaha dulu sebelum eksekusi, tapi kenyataannya kami langsung digusur. Kami memilih kios dan tempat usaha untuk keberlangsungan hidup, bukan hanya uang. Legalitas kami jelas, sudah ada RT, RW, dan TPS yang diakui pemerintah desa maupun pusat,” ujar Herianto, Rabu (5/2/2025).

Baca juga:  Truk Terguling di Jalan Turunan Cibareno, Dede: Hati hati Ini Daerah Mistis

Warga kini harus bertahan di satu tenda bantuan yang baru tiba setelah mereka meminta sejak siang. Namun, tenda itu pun minim fasilitas, tanpa alas, sehingga mereka terpaksa tidur di atas pasir yang berdebu.

“Kami meminta tenda sejak jam 12 siang, tapi baru datang jam 5 sore. Itu pun cuma satu tenda untuk 87 jiwa. Tidak ada alas atau karpet, jadi kami tidur di atas pasir kering. Ada balita dan lansia di sini, tapi tidak ada perhatian serius dari pemerintah,” keluh Herianto.

Baca juga:  Akibat Cuaca Ekstrim, 3 Rumah Warga di Nagrak Mengalami Kerusakan

Menurutnya, lahan yang dijanjikan sebagai tempat tinggal baru juga belum siap. Mereka baru diberi lokasi mendadak pada pukul 15.00 di daerah Batu Kenit, perbatasan Desa Cikakak dan Desa Citepus. Namun, kondisi lahan masih berupa hutan belantara, dan hanya dua bidang tanah yang bisa digunakan, padahal warga membutuhkan 29 lahan untuk hunian

Herianto menduga ada unsur keterpaksaan dari pihak pemerintah untuk segera mengeksekusi lahan, meski relokasi belum siap. Ia bahkan menyebut ada pihak yang bekerja hingga dini hari untuk menyiapkan lahan darurat.

Baca juga:  DPKP Kerahkan 4 Unit Damkar, Padamkan Kebakaran Pabrik Pengopenan Kayu di Cicantayan Sukabumi

“Mungkin ada oknum pemerintah yang dikejar target. Mereka baru menyiapkan lahan jam 3 subuh, padahal seharusnya ini sudah selesai sejak tiga bulan lalu. Kalau memang relokasi sudah siap, kami pasti akan pindah tanpa ada masalah seperti ini,” katanya.

Dengan kondisi yang semakin sulit, warga berharap ada solusi nyata dari pemerintah. Mereka pun sampai berteriak memohon bantuan kepada Kang Dedi Mulyadi agar mendapat perhatian lebih,” pungkasnya.

Pos terkait