Massa Aksi Serba Hitam, Kelompok Anarko Sindikalisme?

Lingkarpena.id, SUKABUMI – Aksi unjuk rasa ribuan buruh dan mahasiswa menolak Omnibus Law di Sukabumi dibayangi massa berpakaian serba hitam. Aparat keamanan sempat menghalau karena disinyalir tidak ada pemberitahuan dari kelompok mana massa ini berasal.

Selain pakaian serba hitam, massa ini membawa berbagai atribut berwarna serupa. Di antaranya spanduk hitam bertuliskan TOLAK OMNIBUS LAW yang dibubuhi simbol anarki, DEMOKCRAZY dan PERIKSA KUPINGMU AGAR BISA MENDENGAR DENGAN JELAS.

Selain itu juga membawa atribut kain semacam bendera hitam dengan simbol anarki serta bendera berwarna hitam merah.

Baca juga:  DPRD Minta DKP Segera Tertibkan Eksportir Benur Ilegal di Sukabumi

Baca juga: Tolak UU Omnibus Law, Polisi Jegal Kelompok Berpakaian Serba Hitam

“Kita gak mengatasnamakan apa pun, kalau bisa dibilang rakyat aja sih,” ujar salah seorang massa berpakaian serba hitam yang enggan menyebut nama kepada lingkarpena.id di tengah aksi unjuk rasa di Lapang Merdeka Kota Sukabumi.

Ia mengatakan, tujuan unjuk rasa kelompoknya sama dengan aksi buruh, yaitu untuk menyuarakan penolakan terhadap penetapan UU Omnibus Law yang disahkan DPR.

Baca juga:  Gabungan BEM Mahasiswa Sukabumi Ancam Blokade Jalan

Gak tahu (kenapa dihalau), kayaknya isu-isu yang di luar kota yang bikin ricuh atau apa, mungkin isunya sampai ke sini mungkin. Padahal kan kita sama, tujuannya sama temen-temen buruh,” tutur dia.

Baca juga: Tolak RUU Ombibus Law, Ribuan Buruh Berkumpul di Lapang Merdeka

Ia pun menyanggah jiga massa aksi ini merupakan kelompok anarko sindikalisme. Diketahui, nama kelompok anarko sindikalisme mencuat pada aksi Mayday atau hari buruh sedunia pada Mei 2019 lalu. Kelompok ini diduga melakukan kerusuhan di sejumlah titik di kota-kota besar Indonesia, seperti Bandung, Malang, hingga Makassar.

Baca juga:  Tolak RUU Ombibus Law, Ribuan Buruh Berkumpul di Lapang Merdeka

“Bukan, bukan (anarko),” tandasnya.

Reporter : Garis NB
Redaktur : Alan Kencana

Pos terkait