LINGKARPENA.ID | Menjalani hidup dengan segala keterbatasan bukanlah pilihan. Namun takdir kurang menguntungkan justru dialami keluarga Jujun (37), warga Kampung Puncakbukuh RT 17/005, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi.
Tak putus dirundung malang. Barangkali perumpamaan itu yang dialami Jujun saat ini. Sudah dua tahun isterinya mengalami kebutaan dan sakit pendengaran, kini anak sulungnya Nia Raswati (13) sudah setahun mengidap penyakit ganren (borok bernanah dan mengeluarkan bau tak sedap).
Sebelum anaknya terserang penyakit itu, Jujun sendiri mengalami sakit mata kirinya. Tak diobat serius karena keterbatasan biaya. Celakanya Jujun kini harus kehilangan satu bola matanya yang divonis medis buta permanen.
“Kalau saya dan isteri sih sudah tua, yang jadi pikiran saya hanya ingin anak saya sembuh. Kasihan dia mau sekolah lagi. Tapi dari mana biayanya,” ujar Jujun, kepada Lingkar Pena Senin (9/9/24).
Penyakit yang diderita Nia, kata Jujun awalnya muncul selepas anaknya jatuh dari sepeda motor, sepulang sekolah setahun yang lalu.
“Dulu waktu anak saya pulang sekolah, dibonceng sama guru kelasnya. Dalam perjalan mereka jatuh. Saat itu tak ada luka sedikit pun. Dan besoknya anak saya sekolah seperti biasanya,” papar Jujun.
Namun beberapa hari setelah menjalani pengobatan, kata Jujun, Nia tidak bisa berjalan dan merasakan nyeri luar biasa. Karena tidak cukup biaya, pengobatan hanya dilakukan cara tradisional. Seiring waktu, paha Nia dibagian belakang mengalami pembengkakan dan luka bernanah mengeluarkan bau tak sedap.
Berbulan bulan gadis berbadan kurus itu harus terbaring di tempat tidur sambil merasakan nyeri.”Kalau sembuh saya mau sekolah lagi,” ujar Nia.
Pemdes Karang Anyar, Kecamatan Jampangkukon, pada 4 September 2024 membawa gadis malang ini ke RSUD Jampangkulon untuk mendapat perawatan medis.
“Kami bersama kader posyandu membawanya berobat ke RSUD Jampangkulon. Ini sudah menjadi tanggung jawab kami. Dan alhamdulilah sekarang pun kami membuka donasi untuk kesembuhan Nia,” ujar H. Aring, Sekretaris Desa Karang Anyar.
Lanjut kata dia, selama dalam perawatan di rumah sakit kader posyandu desa Karang Anyar bergantian menungguinya.