LINGKARPENA.ID | Sungguh pilu nasib yang diarungi Mak Yati (65), warga Kampung Ciledeg RT 01/01, Desa Mekarjaya, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi ini. Perlu bantuan dari Pemda khususnya Dinas Perkimsih.
Di usia senjanya perempuan tua yang kini mulai sakit sakitan. Mak Yati hidup sendiri di sebuah rumah panggung yang beberapa bagian atap rumahnya mulai lapuk dan rusak karena di makan usia.
Sejak Dedeng, suaminya meninggal dunia, kehidupan Yati benar benar terpuruk. Ia kehilangan tumpuan harapan. Sekarang, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya saja, terkadang dibantu saudara atau tetangganya.
Hasil dari pernikahannya dengan Dedeng (alm), Yati dikaruniai empat orang anak. Hanya sayang keempat anak anak mereka kini jauh berada di luar kota.
“Anak anak saya sekarang masih di Kalimantan dan seorang di Bekasi. Mereka sudah jarang pulang. Mereka sudah punya keluarga masing masing,” ucap Yati kepada Lingkarpena.id sambil terbata bata.
Diceritakannya, Tahun 2008 Yati dan suaminya merantau mengikuti program transmigrasi ke daerah Kalimantan. Ketika itu suaminya bekerja di sebuah perusahaan pengolahan kayu. Saat itu kehidupan mereka jauh lebih baik.
Namun pada tahun 2001 terjadi kerusuhan antar etnis di Kalimantan. Demi keamana mereka memutuskan untuk pulang kampung lagi ke Sukabumi.
“Alhamdulilah waktu itu saya sekeluarga selamat. Mungkin kalo tidak terjadi kerusuhan saya masih di sana,” kenang Yati.
Kini Mak Yati di usia senjanya hidup seorang diri menempati rumah panggung ukuran 5 x 7 yang kondisinya mulai lapuk.
Mirisnya lagi ia kini sering sakit sakitan.
Di tempat terpisah, Kasi Kesos Desa Mekarjaya, Suryadin mengatakan, terkait kondisi rumah dan kehidupan Mak Yati itu pihak desa akan mempasilitasi untuk penanganannya.
“Sebetulnya pihak desa juga tadi pagi sudah melihat ke lokasi ( rumah Yati-red ). Insyaallah kita prioritaskan untuk perbaikan rumah beliau itu,” singkat Suryadin.