LINGKARPENA.ID – Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional tahun 2022, Sekolah Pembentukan Perwira Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Setukpa Lemdiklat) Polri Sukabumi menggelar doa bersama lintas agama, acara bertempat di lapangan Soetadi Ronodipuro, Kota Sukabumi.
Doa bersama tersebut menghadirkan para tokoh masing masing agama diantarnya, KH. Miftah Maulana Habiburahman atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Miftah, Ust. Drs. Abd. Gofar (Islam), Romo Puryanto (Katholik), Pendeta Roni Wulur, S.Th. (Protestan), Johan Effendi S.Sos. M.M (Hindu), Y.M Bhiksu Samantha Kusala Mahasthavira (Budha).
Dari informasi yang diterima Kepala Urusan Hubungan Masyarakat (Kaur Humas) Setukpa Lemdiklat Polri Sukabumi Kompol Euis Maryani, kegiatan ini digelar dengan tujuan untuk mengenang pergerakan pemuda Indonesia, yang merupakan titik awal mula bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme, yang melahirkan semangat dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Rapublik Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda.
Hari kebangkitan Nasional ini ditandai dengan lahirnya organisasi pemuda Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, yang pada era saat ini lebih dimaknai bukan hanya sekedar kegiatan ritual tahunan semata tetapi diharapkan bahwa setiap warga negara Indonesia mampu membuktikan diri melalui karya nyata yang dapat mendukung kemajuan Bangsa Indonesia sebagaimana yang telah dirintis oleh para pendahulu bangsa ini.
Acara doa bersama lintas agama ini merupakan salah satu momentum untuk memaknai hari kebangkitan nasional, dan dalam acara ini dihadiri oleh Kasetukpa Lemdiklat Polri Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, S.I.K., M.Hum. para pejabat utama Setukpa Lemdiklat Polri, unsur Forkopimda Kota Sukabumi, seluruh personel Setukpa dan seluruh siswa SIP angkatan 51 TA. 2022 resimen Satya Intar Adinata Pratapa (51AP).
Rangkaian acara diisi dengan doa yang dipimpin oleh masing-masing tokoh pemuka agama secara bergantian, yang kemudian diakhir acara diisi tausiah oleh Gus Miftah yang menyampaikan bahwa Bangsa indonesia adalah bangsa yang beragama.
Dalam Tausiahnya Gus Miftah mengatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama sedangkan Pancasila dan agama sangat relevan yang me gajarkan kebaikan dan toleransi
“Toleransi bukan berarti mencampur adukan, karena persoalan akidah tidak bisa dicampur adukkan, tetapi persoalan muamalah, kerjasama harus dikuatkan,
Maka hormatilah agama dan keyakinan masing masing, agar agamamu tidak dihina oleh orang lain, maka jangan menghina agama orang lain,” kata Hus Miftah dalam Tausiahnya Jumat (20/05/2022).
Lanjut dia, Agama yang dilegalkan oleh pemerintah Indonesia berhak menjalankan ibadahnya tanpa adanya gangguan, merasa benarlah terhadap agamamu, tapi jangan menghina agama orang lain.
diakhir tausiahnya Gus Miftah menegaskan Pancasila wajib dipertahankan karna Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa guna menjawab tantangan dan tuntutan kebangkitan nasional.” pungkasnya.