Lingkarpena.id, Kabupaten Sukabumi – Akibat himpitan ekonomi seorang siswi yang telah menyelesaikan pendidikan di Madrasah Ibtidayah (MI) Baitussalam Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi terpaksa tidak melajutkan pendidikannya karena harus ikut membantu orang tua dengan berjualan gorengan untuk menopang himpitan ekonomi keluarganya.
Salma Fauzia Rahman (13) Warga Gang Makam Kampung Cipancur RT 26/06 Desa Padaasih Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, sejak lulus sekolah MI (setara dengan SD) terpaksa tidak melanjutkan kejenjang pendidikan tingkat SMP. Hal tesebut juga dialami oleh kakaknya Yusup Maulana (18) yang harus rela meninggalkan bangku sekolah.
Baca juga: |
Inilah Alasan Angkot 07 Jurusan Cibadak-Cisaat Mogok Massal |
Abdurahman sebagai orang tuanya mengakui kedua anaknya terpaksa putus sekolah sejak adanya pandemi Covid-19. Penghasilan sebagai sopir angkot turun 50% dan tidak sanggup membiyai kelanjutan sekolah kedua anaknya. Untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, kedua anaknya terpaksa jualan gorengan berkeliling kampung dengan berjalan kaki di sekitar Kecamatan Cisaat.
“Anak-anak tidak bisa lanjut sekolah penyebabnya masalah ekonomi terasa bangat, hampir 50% penghasilan turun, sebagai sopir angkot boro-boro biayai anak sekolah, ada buat makan saja sudah alhamdulillah bisa nyambung-nyambung buat hidup. Sebenarnya hati ini ingin menjerit pingin sekolahin anak, mau dibilang apalagi, keadaannya tidak memungkinkan,” ujar Abdurahman kepada wartawan.
Sejak masa pandemi Covid-19, penghasilan sehari-hari dengan narik angkot hanya mencapai Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu. Adapun program pemerintah Bantuan Sosial Tunai (BST) sebesar 300 ribu Rupiah, baru terima dua kali, sedangkan bantuan selanjutnya sampai saat ini belum pernah terima.
Baca juga: |
Kembali Tabrakan Angkot vs Motor di Goalpara, Pengendara Motor Alami Patah Tulang |
“Jangankan buat sekolahi anak saya, buat makan pas-pasan, apa mau dikata, kita tinggal sabar saja, angkot punya orang, kalau punya sendiri mungkin tidak mengeluh seperti ini, yang punya tidak mau tahu setorannya. Kalau sekarang sekolah, mungkin sudah kelas 2 SMP, karena lulus SD pas Corona,“ ujar Abdurahman.
Abdurhaman berharap kepada pemerintah maupun yang peduli kepada kedua anaknya bisa menyekolahkan anaknya kembali sampai kejenjang lebih tinggi.
Redaktur: Dharmawan Hadi