Ratusan Nyawa Melayang Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, VKS Mengutuk Keras

Saat terjadi tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur di pertandingan Arema FC vs Persebaya.| Foto: Tangkapan layar video

LINGKARPENA.ID | Lagi tragedi kericuhan pada ajang sepak bola kembali terjadi di tanah air sehingga merenggut ratusan nyawa suporter. Insiden berdarah terjadi saat digelarnya sepak bola di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tercatat ratusan suporter Arema FC tewas akibat kerusuhan pasca laga panas pada BRI Liga 1 2022-2023. Kerusuhan terjadi saat pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3.

Atas tragedi berdarah itu, Viking Kerajaan Sukabumi (VKS) pun turut berduka atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. VKS mengutuk keras peristiwa yang merenggut korban jiwa tersebut.

“Seharusnya peristiwa itu tidak terjadi. Secara pribadi bukan hanya menyesalkan, tapi saya mengutuk keras. Apapun alasannya nyawa manusia lebih berharga dibanding hiburan sepak bola. Saya juga turut berduka atas tragedi ini,” kata Raja VKS, Risris Rizal Ali Perkasa kepada wartawan, Minggu (2/10/22) di Sukabumi.

Dari informasi yang dihimpun, jumlah korban jiwa dalam insiden tersebut bertambah menjadi 153 orang. Risris pun mengharapkan ada statemen dan konfirmasi resmi dari PSSI terkait peristiwa tersebut.

Baca juga:  Pasal RUU Kekerasan Seksual Tidak Konsisten, Anggota Baleg DPR Beri Penjelasan

“Korban jiwa sampai ratusan. Ini merupakan tragedi paling kelam dalam sejarah sepakbola di Indonesia, bahkan dunia. Di Twitter bilang ada 150-an korban yang meninggal. Ini benar-benar tragedi. Dan rata-rata korban usia produktif,” tuturnya.

Kata Risris, ini perlu adanya edukasi yang terus menerus dilakukan oleh PSSI Panpel dan pengurus komunitas suporter tentang kultur sepakbola tanah air yang perlu dirubah seperti rivalitas negatif. Pasalnya, kerap dijadikan alat propaganda, sehingga sepakbola jadi fanatisme buta. Sebab tensi panas sering terjadi saat laga krusial.

“Regulasi dan aturan yang ketat dimana bukan hanya penonton tapi pihak keamanan juga. Tindakan-tindakan yang sesuai SOP dan itu harus jelas jadi acuan. Kalaupun dua-duanya tidak bisa dilakukan, paling tidak bisa dimainkan di tempat yang netral,” tegasnya.

Adapun soal penanganan yang dilakukan aparat dengan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton, lanjut Risris, dirinya menyesalkan dan mengecam hal tersebut. Diketahui bahwa FIFA melarang penggunaan gas air mata dalam rangka menjaga keamanan pertandingan sepakbola.

Baca juga:  Komunitas Lari ‘kokojoRUN’ Palabuhanratu Juara 1 Lomba Lari Virtual

“Tidak sesuai SOP. Bukan hanya Bobotoh. Tetapi aparat juga harus diedukasi ada hal-hal penangan yang harus sesuai standar. Dengan kondisi sekarang pasti alasan sebab akibat yang dijadikan pembenaran, karena kejadian seperti ini. Mudah-mudahan ini yang terakhir, jangan lagi ada korban,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, tragedi Kanjuruhan Malang tersebut menjadi pembelajaran yang sangat penting bagi VKS. Ia mengaku selalu mengingatkan para suporter Persib Bandung alias bobotoh pada VKS agar mementingkan keselamatan diri dan menjaga nama baik saat menyaksikan pertandingan sepakbola.

“Saya selalu ingatkan, ketika kamu berangkat ada orang yang kamu cintai menunggu kalian pulang. Hidup kamu bukan sekedar sepakbola. Ada hal prioritas selain itu, yakni kamu harus pulang dengan selamat karena dengan selamat dan hidup kamu akan selalu mencintai orang sekeliling kamu dan Persib,” pesannya.

Sebagai bentuk berkabung dan empati, Risris berencana akan melakukan kegiatan doa bersama untuk korban jiwa Tragedi Kanjuruhan Malang Jawa Timur itu.

Baca juga:  Di Hadapan Raja dan Sultan, LaNyalla: Paparkan Arah Perjalanan Bangsa dan Urgensi Amandemen ke-5

“Mungkin saya akan melakukan renungan suci dan pengajian. Ya selain mendoakan korban Kanjuruhan juga ada tausiah yang membuat kita lebih baik,” jelasnya.

Imbas tragedi berdarah di Kanjuruhan Malang ini, PSSI melakukan penundaan seluruh laga BRI Liga 1 (satu) pada tahun 2022-2023, termasuk laga klasik Persib Bandung vs Persija Jakarta. Risris pun setuju dengan keputusan tersebut atas nama kemanusiaan. Peristiwa ini juga harus menjadi auto koreksi semua pihak, khususnya komunitas suporter se-Indonesia.

“Saya 1.000% persen setuju karena sisi kemanusiaan, termasuk menujukan manusia beradab lewat empati yang bisa kita tunjukan. Sangat tak pantas kita bersorak sorai dengan kondisi saudara sebangsa berurai airmata. Saya menyerahkan sepenuhnya kepada pemangku kebijakan, khususnya PSSI. Keputusan seperti apa kedepannya nanti. Yang pasti jaga sportifitas, kemanusiaan dan persaudaraan. Itu yang bisa membuat sepakbola kita maju,” pungkasnya.*

Pos terkait