Rumah Tidak Layak Huni di Surade Sukabumi, hingga Kini Masih Ditempati

FOTO: Beginilah kondisi rutilahu mili pasangan suami istri Karya dan Rohmat, warga Babakan, Kelurahan/Kecamatan Suraade Kabupaten Sukabumi sudah tidak layak huni.| Istimewa

LINGKARPENA.ID | Rumah layak huni dan aman adalah impian dan kebutuhan mendasar dalam hidup manusia. Sayangnya hingga kini masih sedikit rumah tangga yang tinggal di rumah layak huni.

Sementara, rumah Tidak Layak Huni ( Rutilahu ) adalah rumah yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, kecukupan minimum luas bangunan, dan kesehatan penghuni. (Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 07/PRT/M/2018 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya)

Rutilahu adalah rumah dengan ciri dan karakteristik yang tidak sesuai dengan persyaratan dan standar sebagaimana tercantum dalam UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan PP No. 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Baca juga:  Babeh Asjaf Sedekahkan Harta untuk Sesama

Dari beberapa pengertian yang ada, dapat disimpulkan bahwa definisi Rutilahu, menurut HRC Caritra, merupakan rumah atau hunian yang aspek fisik dan mentalnya tidak memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan konstruksi bangunan.

Seperti halnya rumah milik pasangan suami istri Karya dan Rohmat, warga Kampung Babakan Karang RT 10/07, Kelurahan/Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Meskipun rumah tersebut rentan mengancam keselamatan jiwa penghuninya, namun hingga kini sudah 4 tahun masih ditempati.

Informasi dihimpun, sebelumnya rumah berukuran 9 x 6 meter tersebut dihuni oleh 3 jiwa. Namun sekarang dihuni dua jiwa, karena, anaknya Syifa Awalu Fitriah ( 20 ), kini merantau ke luar daerah untuk bekerja.

Baca juga:  Pelajar SMK di Surade Sukabumi Jadi Korban Bacok Pelajar Lain

Kondisi rumah tersebut benar benar tidak layak huni. Bagian atap rumah sudah hancur, dan gentingnya pun tak beraturan. Pada langit langit bagian depan rumah lapuk dan hancur. Kondisi tersebut sangat membahayakan penghuninya. Dan ini perlu ada tindakan preventif dari aparat terdekat, baik RT maupun RW, agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan penghuninya.

“Sudah empat tahun rusaknya. Tapi saya tidak punya biaya untuk memperbaikinya. Perasaan takut ada, tapi mau apa lagi,” ujar Rohmat kepada awak media, Kamis (8/8/24).

Ucok Ketua RT setempat kepada awak media menuturkan, rumah tersebut pernah mendapat bantuan tahun 2014. Karena uang bantuan tidak mencukupi, ahirnya tidak digunakan untuk biaya renovasi secara keseluruhan, tetapi uangnya digunakan untuk membeli bahan bahan material lainnya.

Baca juga:  Angkutan Elf Surade - Sukabumi Sempat Mogok Operasi, Ini Ragam Penyebabnya

“Dulu pernah mendapat bantuan, karena tidak mencukupi ahirnya uang tersebut hanya mampu untuk membeli beberapa material, kayu dan kusen,” kata Ucok.

Diketahui, Karya saat ini bekerja sebagai pemulung barang rongsok dan istrinya, Rohmat sebagai kuli dagang di pasar. Meski keduanya memiliki pekerjaan namun hasil usahanya hanya cukup untuk makan. Ironisnya lagi keluarga tak mampu ini tak mendapat bantuan sosial dari pemerintah misalnya BPNT atau bantuan beras dari Bulog.

Pos terkait