Tak Patuhi Protokol Kesehatan, Sektor Wisata Bisa Jadi Kluster Covid-19

Lingkarpena.id, SUKABUMI – Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Usman Jaelani menyanyangkan masih banyak tempat wisata yang minim fasilitas penerapan protokol kesehatan Covid-19. Terlebih wisata alam terbuka, seperti pantai.

Ia mengaku sudah mengingatkan kepada beberapa investor dan pengelola objek wisata yang kurang fasilitas protokol kesehatan. Jika tidak diindahkan maka sanksinya kembali ditutup, untuk mencegah penyebaran penyebaran virus.

“Memang dibukanya kembali objek wisata ini untuk membangkitkan perekonomian warga, tapi kami pun merasa was-was jika destinasi wisata malah menjadi klaster baru Covid-19,” ungkapnya kepada awak media belum lama ini.

Baca juga:  Kadispar Secara Resmi Buka Syukuran Hari Nelayan Ujunggenteng Ke 58 Tahun 2024

Menurut Usman, setelah dibuka kembali objek wisata untuk umum di masa pandemi ini, ada beberapa aturan ketat yang wajib dilaksanakan. Salah satunya menerapkan protokol kesehatan.

Di antaranya seluruh pengelola, pegawai, maupun wisatawan wajib mengenakan masker, jumlah pengunjung dibatasi agar tidak berkerumun, serta menyediakan fasilitas perilaku hidup bersih dan sehat. Baik hand sanitizer maupun tempat cuci tangan berikut sabunnya.

Baca juga:  Isu Tsunami, Pantai Palabuhanratu Sepi Pengunjung

Namun demikian, masih banyak wisatawan seakan tidak peduli dan tidak memiliki rasa takut berkunjung ke objek wisata dengan tidak mematuhi protokol kesehatan. Seperti tidak menggunakan masker, berkerumun hingga berdesakan. Bahkan imbauan petugas pun tidak diindahkan.

Oleh karena itu pihaknya berkoordinasi dengan instansi lainnya seperti TNI, Polri, komunitas, maupun lembaga swadaya masyarakat, untuk berpatroli dan memberikan teguran kepada wisatawan yang berkerumun serta tidak menggunakan masker.

Baca juga:  Polisi dan Tim Sarda Sukabumi Kembali Pungut Sampah Peninggalan Wisatawan Pantai

“Jika menolak ditegur, wisatawan itu diperintahkan untuk meninggalkan objek wisata. Sebab kita tidak mau mengambil resiko terjadinya penyebaran virus Covid-19 di sektor pariwisata Kabupaten Sukabumi,” tandasnya.

Reporter : Rendy Wahyudi
Redaktur : Alan Kencana

Pos terkait