BP CPUGG Gelar Rapat Jelang Revalidasi Ulang UNESCO Tahun 2025

Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri saat memberikan keterangan kepada sejumlah media usai kegiatan.| Foto: Aris Wanto

LINGKARPENA.ID | Badan Pengawasan Kawasan Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark (BP CPUGG) melakukan rapat persiapan revalidasi ulang pada tahun 2025. Rapat yang melibatkan beberapa Dinas terkait pada Jumat 19 Januari 2024 ini berlangsung di Gedung Aula Rapat Dinas Koprasi Usaha Kecil dan Menengah (DKUKM) Kabupaten Sukabumi.

Iyos Somantri Ketua BP CPUGG mengatakan, rapat ini dilakukan karena pada tahun 2025 akan ada revalidasi ulang. Maka dari itu harus ada pesiapan untuk memenuhi tiga rekomendasi yang diminta UNESCO termasuk upaya penataan kawasan-kawasan wisata Geopark mulai dari administratif juga grand design nya.

Baca juga:  Lima Predator Anak Diringkus Polres Sukabumi, Simak Kedekatan Pelaku dengan Korban

“Maka dari itu, saya mengigatkan pada perangkat daerah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat pengembangan pembangunan kawasan CPUGG,” ujar Iyos Somantri kepada wartawan.

Ditanya soal pemenuhan tiga rekomendasi tersebut, Iyos menatakan,”Saya rasa tidak ada hal yang sulit dan kritis, hanya saja kita lebih mematangkan pemanfaatan supaya lebih akselerasi, bergairah, semangat dan lebih indah,” imbuhnya.

Baca juga:  Wabup Iyos Usulkan Abah Asep Untuk Raih Penghargaan Kalpataru Founder Desa Wisata Hanjeli

Untuk penataan kawasan, lanjut Iyos, hari ini sudah dilakukan di beberapa titik saja terutama Cisolok, Pantai Karanghawu dan Panenjoan Tamanjaya Ciemas. Sementara untuk yang baru adalah Pantai Minajaya dengan Gado Bangkong Palabuhan Ratu.

Sementara itu, untuk Daerah Ciemas lebih kepada pelestarian alam yang di fokuskan menjadi kawasan hutan mangrove lebih kepenekanannya menjadi wilayah Konservasi.

Baca juga:  Tunaikan Reses di Kecamatan Kebonpedes, Yudha: Ini Jadi Skala Prioritas

Disingung soal sarana prasarana ruang kreasi pagelaran seni budaya, menurut Iyos soal itu tentunya kedepan harus ada. Karena seni budaya merupakan bagian dari daya tarik atau pemikat wisatawan.

“Kita usahakan harus ada di semua titik sentral kawasan wisata. Tapi soal ini masih kita kaji dulu,” pungkasnya.

Pos terkait