Lingkarpena.id, SUKABUMI – Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Golkar Kota Sukabumi, sejumlah pengurus yang tergabung dalam Tim Penyelamat Partai Golkar mempertanyakan rencana Musda yang akan dihelat pada, Minggu (23/8/2020) mendatang di Bandung.
Tim penyelamat Partai Golkar yang terdiri dari pengurus senior DPD Partai Golkar tersebut menegaskan, penyusunan Musda yang ke-10 tidak berdasarkan musyawarah terlebih dahulu, melainkan hanya sebatas sosialisasi oleh beberapa pengurus DPD Partai Golkar Kota Sukabumi.
Anggota Tim Penyelamat Partai Golkar Kota Sukabumi, Kemal Pasha Weno, menilai hal itu seolah ingin memuluskan langkah Ketua DPD Partai Golkar Kota Sukabumi yang saat ini dijabat oleh Jona Arizona untuk kembali memegang tapuk kepemimpinan, tanpa melihat struktur kepengurusan yang lainnya.
Selain itu Kemal membeberkan, bahwa Ketua DPD Partai Golkar Jona Arizona dianggap belum layak mencalonkan kembali sebagai ketua diperiode berikutnya, karena memiliki catatan hitam dan telah melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) dan Peraturan Organisasi (PO) Partai Golkar.
“Pelanggaran AD/ART yang dilanggar adalah Jona pernah diberhentikan secara tidak hormat dari keanggotaan Partai Golkar Kota Sukabumi dan sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi lantaran mencalonkan di Pilkada dari PPP dengan bukti-bukti yang kami lampirkan,” ujar Kemal kepada awak media dalam konferensi pers, Kamis (20/8/2020) malam.
Kemudian, Jona Arizona dianggap tidak memenuhi syarat sebagai Ketua DPD Partai Golkar, karena belum pernah berkhidmat sebagai pengurus dengan tingkatan yang sama paling minimal lima tahun dan pernah menjadi anggota partai politik lain.
“Kami berbicara berdasarkan catatan dan data. Yang bersangkutan juga selama menjabat ketua tidak memperlihatkan prestasi yang signifikan untuk Partai Golkar di Kota Sukabumi,” imbuh Kemal.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Sukabumi itu menegaskan, tidak ada kepentingan dalam Musda ke-10 ini. Hanya ingin meluruskan persoalan – persoalan yang ada di tubuh partai berlambang beringin tersebut.
“Sebagai pengurus kami merasa harus menyelamatkan Partai Golkar Kota Sukabumi dan bukan persoalan personal. Kami berbicara di sini sesuai dengan aturan, AD/ART dan PO partai,” tegasnya.
Kemal mengaku sudah menyiapkan langkah-langkah lain dalam menyelesaikan persoalan tersebut. “Termasuk konsultasi dengan DPD Golkar Jawa Barat dan sudah menyampaikan berkas ke DPP Partai Golkar,” tandasnya.
Wakil Ketua I Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Kota Sukabumi, Moch Irwan Setiawan menambahkan, Musda selama ini tidak pernah dilakukan di luar kota. Apalagi saat ini masa pandemi Covid 19, sehingga menjadi pertanyaan besar kenapa akan dilakukan di Bandung.
Disisi lain, sepanjang perjalanan momentum politik, seperti pemilihan legislatif, sambung pria yang akrab disapa Iwonk ini, menilai Jona Arizona tidak mampu mendongkrak perolehan suara. Ia meyakini pengurus dari provinsi dan pusat pun memiliki penilaian sendiri bagaimana kinerja Jona Arizona.
“Sekali lagi kami menegaskan, ini bukan soal kepentingan pribadi, tetapi berbicara soal penyelamatan partai. Bukan berarti saya ingin mencalonkan diri sebagai ketua atau ada yang akan dicalonkan. Murni demi keselamatan Partai Golkar. Kami berharap kepada DPD Golkar Jabar, agar ada Plt dan posisinya lebih netral jelang Musda ini,” ungkapnya.
Reporter : Garis NB