Lingkarpena.id, SUKABUMI – Beragam cara dan upaya dilakukan pemerintahan desa dalam meningkatkan laju perekonomian masyarakat. Salah satunya yaitu dengan mengandalkan sumber daya yang ada di desanya, baik itu dari sektor pariwisata, pertanian maupun potensi lainnya. Lantas bagaimana dengan desa yang minim akan sumber daya?
Desa Cibaregbeg, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi contohnya, sejauh ini desa yang memiliki luas wilayah sekitar 1.227,30 Hektar tersebut belum memiliki potensi khusus yang bisa dijadikan potensi unggulan.
Sekretaris Desa Cibaregbeg, Uen mengaku di desanya memang minim akan sumber daya. Namun, bukan berarti pihak pemerintahan desa tidak mengupayakan. Bahkan pihak desa kerap mengadakan musyawarah serta pelatihan-pelatihan khusus yang ditunjukan untuk menggali serta mengembangkan potensi desa.
“Sebelum ada pemekaran, Desa Cibaregbeg punya banyak potensi karena awalnya desa ini adalah induk. Tetapi karena sudah terpecah, akhirnya ragam potensi yang ada masuk ke dalam teritorial wilayah desa lain,” paparnya.
Meskipun demikian, sambung dia, pihak desa terus mengupayakan dengan kemampuan yang ada. Contoh kecilnya, melalui pelatihan khusus, satu di antaranya berupa pengembangan kerajinan anyaman. “Kami langsung mendatangkan tenaga ahli. Namun bisa ditebak hasilnya nihil,” jelas Uen.
Selain melalui pelatihan dan seminar, sambung dia, pihak Pemdes juga pernah mengadakan perkumpulan para pemuda yang dinilai mempunyai kapasitas untuk membantu kinerja Pemdes dalam upaya menggali potensi desa. Namun hasilnya masih jauh dari apa yang diharapkan.
“Selain pelatihan, kami juga pernah mengadakan perkumpulan pemuda dan tokoh masyarakat yang dirasa punya kapasitas lebih. Tetapi setelah pertemuan usai tidak satupun gagasan atau inovasi yang muncul,” ucap dia.
Di sisi lain, sempat mendorong melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dalam bentuk usaha budidaya ikan lele dengan memberikan modal awal berupa bibit ke satu kelompok usaha dan memberikan satu syarat, yaitu ketika modal awal tadi menghasilkan bibit baru maka bibit baru tersebut harus diserahkan sebagian ke kelompok lain agar siklus perkembangannya terus berlanjut.
“Endingnya tetap sama, budidaya ternak ikan lele berlangsung hanya satu periode panen saja,” imbuh Uen.
Dari kejadian tersebut Uen mengakui bahwa untuk tahun lalu dan sekarang Pemdes Cibaregbeg belum mengajukan lagi anggaran terkait pemberdayaan. Pasalnya dirasa pihak Pemdes masih bingung harus memberdayakan di bidang apa lagi. Mengingat kesadaran masyarakatnya pun belum optimal.
“Seingat saya untuk dua tahun ini Pemdes belum mengajukan lagi anggaran untuk pemberdayaan, karena selain dibuat bingung oleh masyarakat kami juga dibuat bingung oleh pemerintahan dengan aturan serta regulasinya yang berubah-ubah.”
“Kami bingung harus apalagi, pemberdayaan seperti apa lagi yang cocok untuk daerah kami? Dan jika ditelaah lebih jauh lagi kami tidak akan menganggarkan jika akhirnya tidak bisa eksekusi,” pungkasnya.
Reporter : Rendy Wahyudi
Editor : Garis Nurbogarullah