LINGKARPENA.ID | Hanifah (29), seorang ibu rumah tangga warga Kampung Salaeurih RT 02/05, Kelurahan/Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, telah menekuni usahanya menjual belalang dengan cara berkeliling.
Ibu dari 1 orang anak ini, sebelumnya adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Suatu hari, ia menemukan ide untuk mencoba menjadi penjual belalang keliling.
Pada awalnya, sebagai pemula ia sangat tertatih-tatih karena belum punya strategi. Namun berkat ketekunan, keuletan dan kesabarannya, ia bisa melalui berbagai rintangan dan bertahan hingga saat ini.
Hanifah yang sudah berusia 29 tahun harus bangun lebih awal setiap harinya. Sebelum ia keluar untuk berjualan terlebih dahulu harus bekerja sebagaimana layaknya ibu rumah tangga pada umumnya.
Rutenya berjualan belalang keliling tidak hanya di seputar Kecamatan Surade saja Tetapi ia melayani konsumennya dibeberapa tempat termasuk pelanggan yang ada di luar kota. Itu dilakukan dengan sistem COD.
“Saya memiliki prinsip sendiri ketika mau berjualan. Harga belalang yang kita jual jangan sampai membebani para pelanggan. Saya menjual belalang hidup yang dikemas menggunakan botol air mineral seharga Rp 25 ribu. Untuk belalang goreng siap santap Rp 15 ribu,” ungkapnya.
Menurutnya, meski ia hanya mengambil untung yang sedikit, ia tetap menjual belalang itu dengan kualitas baik.
“Walaupun harga murah tetapi kualitasnya bagus. Keuntungan yang saya ambil memang sedikit. Tetapi saya percaya, ketika kita membahagiakan pelanggan, maka rezeki kita pun akan dipermudah Tuhan,” ujarnya saat berbincang dengan lingkarpena, Rabu (22/05) pagi.
Ia bercerita tentang suka dukanya menjadi penjual belalang keliling. Sukanya ketika seluruh dagangan habis dan tidak ada pembeli yang berutang. Sedangkan dukanya, ketika turun hujan pagi hari dan jualan tidak laku.
Bahkan, konsumen banyak yang berhutang sehingga modal untuk belanja lagi menjadi berkurang.

Belalang yang dijual adalah hasil tangkapan warga yang Hanifah beli untuk dijual kembali. Setiap pagi ada pasokan dari warga Cipaku Ujunggenteng. Memang daerah tersebut adalah habitat belalang di Pajampangan.
“Setiap laba yang saya dapatkan, walaupun hanya sedikit tetap saya syukuri. Melalui jualan belalang keliling inilah kebutuhan sehari-hari keluarga saya bisa tercukupi,” ungkapnya.
Menariknya bagi warga, Hanifah bersedia mengantar belalang mentah atau belalang goreng ke alamat pemesan. Untuk pemasaran ia lakukan promosi lewat media sosial Facebook.

“Sedikit pesan saya kepada kaum muda, bekerja lah selama pekerjaan itu halal. Ketika kita sudah berusaha bekerja, maka akan mendapatkan rezeki yang berkah,” tandasnya.
Sementara, Rosandi (28) suami Hanipah, bekerja sebagai pencari barang seperti singkong, ubi, Pete, atau jenis lainnya untuk dijual kembali oleh Hanipah. Itu ia lakukan di saat tidak sedang musim belalang.
Hanipah berharap ada bantuan modal usaha dari pemerintah. Dan ketika ditanya soal bantuan sosial (bansos), ia hanya menjawab tidak menerima, baik BPNT maupun PKH.