Fahmi Beberkan Faktor KBM di Kota Sukabumi Belum Dibuka

Lingkarpena.id, SUKABUMI – Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi memberberkan sejumlah penyebab batalnya kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di Kota Sukabumi. Satu di antaranya, yaitu angka kematian lebih tinggi atau di atas rata-rata nasional.

“Selain itu, angka kesembuhan kita jauh di bawah nasional, kemudian positivity rate (jumlah total kasus positif) di kota, 6 kali lebih tinggi dibanding standar WHO (World Health Organization), karena standar WHO itu standar positivity rate-nya hanya 5 persen, sedangkan di Kota Sukabumi 34 persen di bulan Desember 2020,” ujar Fahmi.

Baca juga:  Sambut Healthy Summit 2024, Camat Cisolok dan Pokja Bunda Paud Gelar Senam Lomba Mewarnai Anak Paud

Lanjut dia, lalu faktor lainnya yaitu kesiapan rumah sakit, mulai dari ruang isolasi, alat pendukung itu kesulitan karena jumlah kasus semakin banyak sehingga terbatas.

“Kemudian, mulai tanggal 13 proses vaksin. Jadi pak Presiden dan Menteri akan divaksin, lalu tidak lebih dari satu pekan, baru kota dan kabupaten seluruhnya divaksin. Kita melihat dulu efektifitas dari vaksin ini,” kata Fahmi.

Baca juga:  Kabar Gembira! Daftar PMB S2 STKIP Pasundan Cimahi Bisa di Sukabumi

BACA JUGA: Jumlah Positif Covid-19 Tinggi, Pemkot Sukabumi Batalkan Sekolah Tatap Muka

Ia berharap, ketika sudah melalui vaksinasi dalam kerangka meningkatkan imunitas tubuh, kegiatan belajar mengajar akan dibuka. “Kalau itu sudah dilalui kita membuka KBM juga akan lega,” jelas Fahmi.

Fahmi menegaskan, jika masih ada yang nekad membuka KBM baik sekolah swasta maupun negeri akan diberikan sanksi tegas. “Tentunya kami akan memberikan sanksi yang tegas kepada sekolah baik negeri maupun swasta jika kemungkinan itu terjadi,” tandasnya.

Baca juga:  Duuuuar! Sambaran Petir, Satu Rumah Terbakar di Kebonjati Kota Sukabumi

Reporter: Nuria Ariawan
Redaktur: Garis Nurbogarullah

Pos terkait