LINGKARPENA.ID | Dunia olahraga elektronik atau e-sports sampai saat ini kian digandrungi, terutama di kalangan anak-anak muda Sukabumi. Olahraga berbasis gawai ini mulai bergeliat dengan banyaknya banyak event-event tingkat lokal. Bahkan tak jarang digelar perlombaan di tingkat nasional hingga internasional.
Untuk seorang pemain potensial dan kerap mendulang prestasi, semakin mahir dan berpengalaman, bisa didapuk jadi pemain profesional atau biasa dikenal dengan sebutan Pro Player. Seorang pro player akan mendatangkan berbagai sponsor dengan nilai kontrak puluhan juta.
Di tingkat lokal, salah satu genre yang paling digemari adalah ajang e-sports Mobile Legends. Animo yang cukup tinggi membuat komunitas e-Sports Fighter Game Sukabumi alias FGS menyelenggarakan turnamen Mobile Legends selama dua hari, Sabtu-Minggu, 12-13 Agustus 2023 di Kapegepe Jalan Siliwangi, Cikole, Kota Sukabumi.
Ketua FGS, Tubagus Ryan menjelaskan dalam turnamen tersebut ada 35 tim yang turut serta memperebutkan total prize pool sebesar Rp5 juta. 35 tim tersebut berasal dari Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kota Bogor dan Kota Bandung. Ryan menyebut turnamen ini adalah salah satu cara mencari bibit atlet e-sports dari Sukabumi.
“Banyak komunitas e-sports independen dari Sukabumi yang masih mencoba mengumpulkan para pemain potensial untuk dijadikan pro player dan mendulang prestasi di setiap kompetisi, itu juga yang kami lakukan. Sekaligus kami mencetak calon-calon pemain potensial asal Sukabumi yang disiapkan untuk bermain di berbagai kompetisi baik tingkat Jawa Barat, nasional hingga internasional,” kata Ryan.
Lanjut Ryan, komunitasnya ini cukup rutin berinisiatif menggelar turnamen-turnamen e-sports secara mandiri dan independen. Pasalnya giat serupa masih sangat jarang diselenggarakan di Sukabumi, utamanya yang diselenggarakan oleh pemerintah.
“Di Sukabumi sendiri masih sangat jarang. Kalau pun ada perlombaan di peringatan hari-hari besar misalnya, sangat jarang ada turnamen e-sports. Bahkan kalau di Sukabumi, yang resmi diselenggarakan oleh pemerintah bisa dibilang tidak ada. Pemerintah juga kan sudah mengakui bahwa e-sports ini masuk ke salah satu cabang olahraga, sudah masuk di KONI juga,” kata Ryan.
Ia serius menyelenggarakan turnamen ini dengan menyiapkan dua orang wasit agar tak ada player maupun tim yang bermain curang. Sebagai pemikat, ia juga menyiapkan hadiah trofi dan uang tunai untuk juara 1, 2, 3 dengan total Rp 5 juta. Tujuannya hanya satu, yakni mencari bibit-bibit pemain profesional untuk membawa nama Sukabumi di setiap ajang e-sports.
Ia berharap ke depan pemerintah bisa lebih memperhatikan geliat e-sports di Kota Sukabumi. Apalagi bisa melatih dan mencetak atlet e-sports secara berjenjang hingga bisa membawa nama baik Kota Sukabumi di kancah nasional maupun internasional.
“Kita adakan turnamen secara mandiri dan independen, tanpa bantuan dari pemerintah, hanya mengandalkan sponsor dan sumber lain yang tidak mengikat. Melalui setiap kegiatan yang kita selenggarakan ini, harapannya e-sports di Sukabumi bisa terus berkembang, ada pro player dari Sukabumi yang terus go nasional, bahkan go internasional,” pungkas Ryan.