Kasus Probable Covid-19 Membuat Khawatir Warga Sukaraja

Lingkarpena.id, Sukabumi – Masyarakat Kampung Bayubud, Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi dibuat heboh dengan berita adanya kasus kematian yang disebabkan oleh Covid-19.

Hal tersebut dibantah oleh Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Sukaraja, Hardy Subarmin. Kepada lingkarpena.id menyatakan bahwa pasien yang meninggal tersebut bukan disebabkan oleh Covid-19 melainkan Probable Covid-19.

“Kasus probable itu adalah yang mana penderita mengalami gejala-gejala seperti terserang Covid-19 tetapi belum ada hasil swab-nya,” ujar dokter gigi yang magister kesehatan lingkungan itu.

Hardy yang juga Satgas Covid-19 menjelaskan kronologi kejadiannya berawal dari pasien almarhum DS (65) datang ke rumah sakit Assyifa Kota Sukabumi dengan gejala penurunan kesadaran akibat dari gangguan pernafasan. Sesuai dengan standard operating procedure (SOP) rumah sakit ketika ada pasien dengan gejala seperti Covid-19 maka dilakukan swab di ruang rawat inap. Akan tetapi hasil swab tersebut masih dalam proses penelitian dan pasien telah meninggal dunia, maka pihak kesehatan menyebutkan bukan kasus kematian akibat Covid-19 tetapi kasus probable Covid-19.

Baca juga:  LSM Dampal Jurig Kembali Beraksi di Sukaraja, Begini Respons Keluarga Peri

Baca juga:  47 Positif Covid-19, Lapas Nyomplong Cluster Baru Penyebaran di Sukabumi

Ia menambahkan, biasanya ketika ada pasien terduga atau positif Covid-19 pihak rumah sakit menginformasikan kepada Satgas Puskesmas, akan tetapi kali ini tidak dilakukan. Walaupun begitu pihak Satgas gabungan wilayah Sukaraja yang berasal dari Puskesmas Sukaraja, aparat desa Sukaraja, Bimas Polsek Sukaraja dan Babinkamtibmas Koramil 0701/Sukaraja, datang ke lokasi untuk memberikan penyuluhan dan pengaturan terkait menjaga protokol kesehatan (prokes).

Baca juga:  Dewan Tunggu Laporan Masyarakat Terkait Papan Pengumuman IPB

Sementara itu Erwin, Ketua Gugus Covid Desa Sukaraja menambahkan kronologi kejadian yang terjadi. Ia menuturkan bahwa kesepakatan terjadi antara pihak keluarga dan Satgas Covid untuk menerapkan prokes dalam penanganan jenazah. Semua berjalan lancar tanpa ada masalah, orang yang takziah menjaga jarak dan memakai masker.

Baca juga:  Pelaksanaan Vaksinasi di Sukabumi, RT/RW Kota Baru 60% Sedangkan Kabupaten Tidak Ada Tambahan Kuota

Permasalahan timbul ketika awalnya yang bertugas memandikan jenazah menggunakan Alat Pengaman Diri (APD) yang diberikan oleh Puskesmas Sukaraja, dilepas dengan alasan kegerahan. Sontak hal tersebut memicu protes dari Satgas Gugus Covid-19 Desa Sukaraja. Karena hal tersebut juga yang menjadi kekhawatiran sebagian warga akan adanya cluster baru Covid-19 di kampungnya.

Baca juga:  Kapolsek Sagaranten Terjun Langsung Berikan Bantuan Kepada Keluarga Korban Kebakaran

Erwin menyayangkan sikap penanganan dari pihak rumah sakit dan insiden pelepasan APD saat memandikan jenazah. Dirinya bersikap seharusnya penanganan kasus seperti ini dilakukan dengan serius dari awal, karena mencegah itu lebih baik daripada nanti menyesal setelah ada kejadian.

Pihaknya juga sedang menunggu hasil dari swab almarhum. “Saya berharap hasilnya negatif, karena kalo positif tidak terbayangkan harus segera swab test massal di lingkungan itu,” pungkasnya.

 

 

Redaktur:  Dharmawan Hadi

Pos terkait