LINGKARPENA.ID | Bencana tanah longsor di bantaran sungai Cigadung, khususnya di kampung Cikarang Tawang, RT 01, RW 05, Desa/Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, meninggalkan kesedihan bagi keluarga yang terkena dampaknya.
Tanah tebing sungai Cigadung longsor pada Jumat, 29 Maret 2024 sekitar pukul 15.30 WIB, mengakibatkan dua rumah warga yang dihuni oleh 4 kepala keluarga dengan total 21 jiwa harus mengungsi ke rumah keluarga terdekat.
Asyiah (36), salah seorang yang rumahnya terkena dampak, mengungkapkan harapannya akan bantuan dan relokasi rumah yang rusak akibat longsor.
Menurutnya, tanda-tanda pergerakan tanah sudah terlihat sejak sebelum bulan Ramadan 1445 H/2024 M, dengan lantai rumah yang amblas dan dinding retak secara bertahap.
“Pada Jumat, 29 Maret 2024 sekitar pukul 15.30 WIB, saat kami bersiap untuk berbuka puasa, tiba-tiba terjadi longsor yang menghancurkan rumah kami,” ujarnya.
Asyiah menjelaskan bahwa sebelum kejadian tersebut, keluarga sudah mengamati pergerakan tanah dan mengkhawatirkannya, sehingga saat longsor terjadi tidak ada korban jiwa.
“Ibu saya sudah mengungsi sebelum kejadian karena terus hujan, kami berharap pemerintah bisa memberikan bantuan untuk perbaikan rumah dan kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, akibat tanah bergerak, dua unit rumah warga di Kampung Cikarang Tawang, RT 01, RW 05, Desa/ kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi ambruk.
Peristiwa ambruknya dua unit rumah warga tersebut, terjadi Jumat, 29 Maret 2024 sekitar pukul 15.30 Wib, beruntung tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam kejadian, meski dua unit rumah warga dihuni 4 kepala keluarga dengan 12 jiwa tergerus.
Menurut Sihabudin, P2BK Bantargadung peristiwa berawal dari adanya pergeseran tanah dampak dari luapan debit air sungai Cigadung yang cukup tinggi dan deras sehingga mengakibatkan longsor pada bantaran sungai Cigadung.
“Nah itu berakibat terhadap dua unit rumah warga mengakibatkan ambruk ikut tergerus longsoran dari bantaran sungai itu,” ujar Sihabudin singkat.