Lingkarpena.id, BEKASI – Pansus 15 DPRD Kota Bekasi mengusulkan penggunaan teknologi Mechanical Grate Incinerator (MGI) untuk mengelola sampah di wilayahnya. Hal ini disampaikan dalam rapat paripurna DPRD Kota Bekasi, Kamis (11/2/2021).
Usulan tersebut lantaran luas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dimiliki tidak sebanding dengan produksi sampah warga setiap harinya.
“Di Sumur Batu Kecamatan Bantargebang luasnya sekitar 15,8 hektar, ini jelas tidak sebanding dengan produksi sampah warga di mana jumlah perharinya bisa mencapai 1.800 ton,” ungkap anggota Pansus 15 DPRD Kota Bekasi, Marta melalui keterangan tertulis kepada Lingkarpena.id.
BACA JUGA: Waduh, DPRD Kota Bekasi dan Kota Metro Lampung Rapat di Halaman
Disampaikan Marta, teknologi MGI adalah metode pengolahan sampah yang paling populer yang mengubah bahan sampah menjadi energi yang bermanfaat. Proses pembakaran mengubah sampah menjadi abu, gas buang dan panas.
Teknologi MGI sangat mudah, sambung dia, karena tidak memerlukan treatment pemilahan atau pencacahan sampah terlebih dahulu. Dapat menangani jumlah dan variasi komposisi sampah dan nilai kalori yang besar, kapasitas instalasi sistem MGI adalah yang tertinggi, berkisar sampai 4.300 ton perhari.
“Sistem ini mampu beroperasi 7.800 – 8.000 jam, ada puluhan vendor MGI di seluruh dunia, dan MGI memiliki pangsa pasar dunia untuk instalasi PLTSa di atas 70 persen. MGI juga masih menghasilkan fly ash berbahaya yang memerlukan pengolahan dan penimbunan akhir dan biasanya berjumlah sekitar 3 persen dari bahan baku sampah,” jelasnya.
BACA JUGA: Tingkatkan Kinerja, Sekretariat DPR Kota Bekasi Anggarkan Rp100 Juta Perbaharui Mebelair
Menurutnya, keberadaan sampah dalam jumlah banyak jika tidak dikelola secara baik dan benar, akan menimbulkan gangguan dan dampak terhadap lingkungan serta kesehatan masyarakat sekitar TPA. Dengan teknologi diharap mampu meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan, serta mengurangi volume sampah secara signifikan dan menjadikan sampah sebagai sumber daya.
“Jenis teknologi PLTSa thermal paling banhak digunakan di seluruh dunia. Sehingga pengolahan sampah dan penanganan sampah dilakukan secara terintegrasi hulu-hilir, dan mendapatkan nilai tambah (added value) berupa energi listrik,” tandasnya.
Rapat paripurna dihadiri oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, seluruh jajaran pejabat Pemerintah Kota Bekasi, Forkopimda dan jajaran pejabat di sekretariat DPRD Kota Bekasi. Rapat digelar secara semi virtual, beberapa anggota DPRD mengikuti melalu zoom meeting dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Reporter : Indra Lesmana
Redaktur : Alan