Lingkarpena.id, Kabupaten Sukabumi – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pemuda Tani Indonesia Sukabumi, Hasbi Abdullah angkat bicara masalah semakin turunnya harga hasil pertanian di wilayah Kabupaten Sukabumi, Minggu (01/08/2021).
Saat ini petani mengeluhkan harga komoditas pertanian tidak dihargai oleh tengkulak, terutama jenis sayuran caisim karena minimnya pembeli di pasar induk maupun pasar di daerah Sukabumi.
Baca juga: |
Jalan Produksi Usaha Tani Memangkas Waktu dan Biaya Angkut Hasil Pertanian Desa Gunungbentang |
Menyusul dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang diberlakukan sejak 3 Juli 2021 silam, hal tersebut sangat berdampak kepada sektor pertanian yang menjadi mata pencaharian warga di beberapa wilayah di Kabupaten Sukabumi, diantaranya Goalpara dan Kecamatan Kebonpedes, beberapa petani melakukan aksi pembabatan hasil pertaniannya, akibat tidak laku di pasaran.
“Perhatian kondisi pertanian ini harusnya diberikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sukabumi, pasalnya beberapa bulan ke belakang kita ketahui bersama Pemda Kabupaten Sukabumi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) akan fokus untuk sektor pariwisata dan petanian,” ujar Hasbi kepada wartawan.
Ia menambahkan, rencana yang sudah termaktub dalam RPJMD jangan hanya menjadi jargong belaka, kondisi saat ini petani (sektor pertanian) sedang menjerit dan butuh langkah konkret untuk menjawab persoalan jangan sampai tutup mata.
Baca juga: |
Panen Raya Padi Demplot, Legislator PKS Bangga Dengan Kemampuan VUB Karya Anak Bangsa |
Lebih jauh Hasbi menerangkan, terlebih dengan dibuatnya Perumda baru yakni Agrobisnis di Kabupaten Sukabumi harus bisa menjawab persoalan tersebut yang di hadapi oleh petani.
“Tidak hanya itu, Dinas Pertanian dan Perdagangan Koperasi dan UMKM juga harus mampu memberikan solusi atas distribusi hasil pertanian yang ada di Sukabumi guna menghindari anjloknya harga di pasaran,” ujar Hasbi.
Reporter: Eka Lesmana