Peserta Protes Penentuan Juara, Festival Durian Sukabumi Gaduh

Penjurian festival durian Sukabumi diprotes oleh salah satu peserta yang ia anggap penjurian tidak sesuai nilai | Istimewa

LINGKARPENA.ID | Salah seorang peserta lomba durian pada acara Festival Durian di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi berakhir gaduh. Salah seorang peserta lomba memprotes hasil lomba yang menurutnya tidak mengacu kepada form penilaian juri.

Zaenal Abidin, salah seorang peserta lomba mengaku mengetahui jumlah nilai yang dihitung oleh pihak juri. Ia melihat nilainya yang paling tinggi dibandingkan dengan peserta lainnya. Namun saat diumunkan, pihak panitia tidak memberitahukan jumlah nilai namun langsung menyebut nama durian pemenang.

“Kenapa yang lain yang juara bukan punya saya? Panitia jangan main sabun dong, sekarang zamannya sudah transparan. (Nama) durian Banalung saat penilaian asli saya pantau terus. Nilainya saya pantau. Dan saya yang paling tertinggi. Saya ikutin terus. Tapi kenapa saat pengumuman bukan punya saya diumumkan,” kata warga Kampung Sorogol, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, Sabtu (7/1/2023).

Baca juga:  Wisatawan Papajar Padati Pantai Palabuhanratu Jelang Ramadhan

Pantauan wartawan saat penilaian memang ada tim juri yang mendatangi meja para peserta lomba. Juri tersebut mengisi nilai yang disiapkan dalam selembar kertas. Penilaian itu berdasarkan rasa, aroma, tebal daging, tekstur, warna dan bentuk.

“Kalau berdasarkan penilaian, dari semua jumlah nilai (durian) saya 890. Wasit 1 memberi nilai 440 dan wasit 2 memberi nilai 450,” ujarnya.

Zaenal kecewa saat pengumuman pemenang, ternyata durian lain yang menang tanpa menyebutkan jumlah total hasil penilaian seperti yang ada dalam form yang dibawa tim penilai.

“Saat saya protes, panitia mengelak semua. Satu nuduh sini yang sana nuduh kemana. Panitianya dari dinas pertanian, yang menang tidak diumumkan nilainya padahal nilai asli saya yang tinggi,” tuturnya.

Tanggapan Panitia

Dikonfirmasi soal itu, Deni Ruslan, Kabid Prasana pada Dinas Pertanian mengaku juri itu berasal dari unsur pimpinan yang ada dalam Forkopimda. Sementara tim penilai yang memiliki lembar penilaian dari Kementrian Pertanian (Kementan) hanya menambahkan satu poin/nilai.

Baca juga:  3 Pelaku TPPO Ditangkap Polisi, Korban di Berlakukan Tidak Layak di Luar Negeri

“Sesuai arahan pimpinan juri disini diantaranya adalah pimpinan daerah dan Forkopimda ditambah expert dari kementrian pertanian. Nah disitu, kami tidak tahu kalau yang juaranya bakal siapa-siapa,” jelas Deni Ruslan.

Lanjutnya, “Ini adalah keputusan juri.Ya jika ada yang protes namanya juga lomba, ada yang kalah pasti ada yang menang. Itu tentu saja ketidakpuasan tersebut mangga wae (silahkan saja) kami berpegang teguh kepada keputusan juri yang sudah disepakati bersama,” sambung Deni.

Menurut Deni, penilaian berdasarkan bendera terbanyak yang ditancapkan oleh para pejabat tersebut adalah pemenangnya.

“Penilaian itu memang oleh Forkopimda yang melakukan dengan pemerintah daerah. Jadi kami menentukan pemenang berdasarkan bendera terbanyak itu yang juara,” tuturnya.

Baca juga:  Ingin Tau Sensasi Durian Lokal Sukabumi, Datang Besok ke Festival Durian

Sejumlah awak media sempat menanyakan apakah penilaian itu bukan berdasarkan tekstur dan rasa dan hanya berdasarkan selera. Deni mengatakan itu sudah secara keseluruhan, pihak juri dari unsur pejabat daerah itu sudah mendapat arahan terlebih dahulu.

“Oh itu sudah all in, kami sudah jelaskan ke para juri disitu ada tekstur, aroma, rasa disitu kan tadi dicobain semua oleh para pimpinan. Menurut beliau itu paling enak ya itu paling enak, dia tancap benderanya disitu. Tanda bendera itu cirinya,” jelas dia.

Deni menambahkan, “Tim penilai itu memang expert tapi perhitungannya mewakili satu orang, juri yang menentukan. Bendera itu kami bekali masing-masing juri. Kalau tidak salah 6 bendera misalkan mau di satu durian mangga itu (keputusannya) di satu juri. (Yang menilai) Wakil Bupati, Dandim, Kapolres, Kajari, itu orang-orang penting pak, Forkopimda,” pungkasnya.(*)

Pos terkait