Ratusan Hektar Sawah di Cibuntu Kekeringan

Lingkarpena.id, SUKABUMI – Ratusan hektar lahan sawah di Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi mengalami kekeringan. Hal itu sudah terjadi sekitar satu tahun dan mengakibatkan lahan sawah milik warga tidak bisa ditanami padi.

Sekertaris Desa (Sekdes) Cibuntu, Dede Sudrajat mengatakan, luas lahan pesawahan yang mengalami kekeringan mencapai 135 hektar dan berdampak buruk terhadap perekonomian petani di Desa Cibuntu. Pasalnya hasil pertanian sawah selama ini menjadi andalan perekonomian warga.

“Dulu petani di sini sering menjual hasil panennya setiap musim, tetapi sekarang ini jangankan menjual padi, untuk makan sehari-hari pun petani di sini harus membeli beras,” ungkap Dede kepada Lingkarpena.id, Rabu (30/9/2020).

Baca juga:  KPH Perhutani Sukabumi dan BPBD Buat Kesepakatan Penanggulangan Bencana

Baca juga: Warga Bantargebang Kompak Perbaiki Irigasi Rusak Diterjang Banjir

Biasanya padi yang dihasilkan di Desa Cibuntu dari satu hektar sawah mencapai sebanyak 7 ton. Apabila dikalkulasi dengan luas lahan pesawahan sebanyak 135 hektar, maka hasil panen padi yang dapat dihasilkan dari satu musim tanam mencapai 945 ton.

“Tentunya hal itu sangat merugikan petani, terlebih di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini yang serba sulit,” imbuhnya.

Baca juga:  DPD Parade Nusantara Periode 2021-2026 Dilantik, Marwan: Pengurus Baru Diharapkan Dukung Pembangunan Sukabumi Kedepannya

Selain musim kemarau panjang tahun ini, faktor lainnya, yaitu hulu bendung Sungai Cimandiri juga sering hancur akibat arus sungai terlalu deras. Terutama menghadapi musim penghujan.

Baca juga: Hulu Bendung dan Irigasi di Desa Hegarmanah Hancur, Petani Tak Bisa Tanam Padi

“Selama ini pemdes beserta warga pemilik sawah sering melakukan perbaikan hulu bendung secara gotong royong. Namun tidak lama setelah diperbaiki, hulu bendung tersebut pun selalu hancur kembali,” imbuh dia.

Baca juga:  Dua Polisi Superhero Diganjar Penghargaan Kapolres Sukabumi, Simak Siapa Saja! 

Oleh karena itu kata Dede, pemdes meminta kepada dinas terkait untuk memasang bronjong, sehingga masalah buruknya aliran air menuju pesawahan dapat segera teratasi. Apalagi masalah ini sudah lama terjadi dan belum ada solusi.

“Pemdes sudah sering mengajukan proposal pengajuan, baik ke dinas pertanian, provinsi serta BPBD. Namun hingga saat ini belum ada yang terealisasi,” tandasnya.

Reporter : Wafik Hidayat
Redaktur : Garis Nurbogarullah

Pos terkait