Lingkarpena.id SUKABUMI – Inah, wanita tangguh di usianya yang sudah menginjak 65 tahun, terlihat lincah mengumpulkan dan memilah barang bekas di atas lautan tumpukan sampah, di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cikundul, Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.
Ia mengaku, sudah menekuni profesinya sebagai pemulung sejak 30 tahun lalu. Aroma bau tidak sedap dan lalat yang menyengat dari gundukan sampah itu, tidak menjadi penghambat dalam mengais rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pekerjaan yang digelutinya setiap hari itu, tidak membuatnya mengeluh. Bahkan ia bersyukur, karena dari hasil pengumpulan barang bekas menjadi pundi – pundi rupiah dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari bersama keluarganya.
“Alhamdulillah, barang bekas yang diambil dan dikumpulkan bisa membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga kami,” ujar Inah kepada Lingkarpena.id, Jumat (24/9/2020).
Baca juga: Sebulan Volume Sampah di Kota Sukabumi Capai 5.134,8 Ton
Baca juga: Cara Kelurahan Cikundul Manfaatkan Dana Kelurahan Rp366 Juta
Inah menyebut, sebelum pandemi Covid-19 setiap bulan rata-rata penghasilan yang ia peroleh dari hasil memulungnya itu sekitar Rp300 ribu. Namun di masa pandemi ini penghasilannya berkurang menjadi Rp100 ribu.
“Barang bekas ini setiap hari dipilih dan dipilah-pilah jenis sampahnya, seperti sampah botol plastik, kardus dan lainnya. Kemudian dikumpulkan ke dalam karung berukuran besar sampai satu bulan baru dijual,” tandasnya.
Reporter : Abdul Azis
Redaktur : Garis Nurbogarullah