Siswa Di Kecamatan Simpenan dan Surade Harus Bertaruh Nyawa Saat Berangkat Sekolah

FOTO: Viral siswa sekolah di Sukabumi saat menyebrangi sungai karena jembatan rusak pasca di terjang bencana alam bulan lalu.| Istimewa

LINGKARPENA.ID | Banjir bandang yang menerjang wilayah Kabupaten Sukabumi pada awal Desember 2024, dan mengakibatkan kerusakan berbagai fasilitas umum, termasuk jembatan, kondisi itu kini menyisakan kekhawatiran para orangtua siswa.

Pasalnya kini puluhan siswa SD dan SMP di Kecamatan Surade dan Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, harus mempertaruhkan nyawa setiap kali menyeberangi sungai untuk pergi ke sekolah.

Di Kecamatan Surade, akibat rusaknya jembatan gantung Bangkewong, yang terletak di Kampung Bojongkoneng, atau dialiran sungai Cikarang Hilir, sejak hari pertama masuk sekolah usai libur ahir tahun hingga Selasa (7/1/2025), puluhan siswa terpaksa harus turun ke sungai langsung agar bisa berangkat sekolah.

Kehilangan jembatan gantung Bangkewong di Kecamatan Surade dan jembatan penghubungn Desa Loji dan Desa Cidadap di Kecamatan Simpenan membuat para siswa, terpaksa menempuh jalan berbahaya. Mereka harus turun ke sungai untuk melanjutkan perjalanan ke sekolah setiap harinya.

Baca juga:  Merdeka Belajar Episode Kedelapan Belas Hadirkan Dana Indonesiana

Kepala SMP Negeri 8 Surade, Ade Syarif Hidayat, mengungkapkan bahwa sekitar 20 siswa SMP setiap hari melewati sungai untuk menuju sekolah.

“Bahkan, untuk siswa SD Negeri Cijambe mungkin jumlahnya lebih banyak yang melewati sungai, karena kedua sekolah ini merupakan Sekolah Satu Atap ,” ujar Ade pada Senin (6/1/2025).

Jembatan yang rusak itu terletak di perbatasan Desa Sirnasari, Kecamatan Surade, dan Desa Mekar Mukti, Kecamatan Waluran. Tanpa jembatan tersebut, para siswa harus melintasi sungai yang cukup berbahaya, terutama ketika debit air tiba-tiba meningkat.

Baca juga:  Antisipasi Tawuran Polsek Citamiang Lakukan Pembinaan Pelajar

Terkait kondisi itu, Camat Surade, U Suryana, S.Ip., M.M., mengungkapkan, bahwa akan dibangun jembatan sementara di lokasi tersebut, sebelum jembatan permanen ada.

“Alhamdulilah Pemerintah Desa Sirnasari sudah merencanakan untuk membangun jembatan sementara dengan swadaya masyarakat sebelum jembatan permanen ada. Dan kami pun sudah berkoordinasi serta melaporkan kepada pimpinan,” ujar U. Suryana, Selasa ( 7/1/2024 ).

Sementara, akibat rusaknya jembatan penghubung Desa Loji dan Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, puluhan siswa di sana pun harus mempertaruhkan nyawa demi bisa ke sekolah.

“Setiap pagi sekitar pukul 06.00 WIB, anak-anak sudah menyeberang sungai untuk berangkat sekolah, sebelumnya ketika jembatan masih utuh kami tidak terlalu masalah, tapi kini kami jadi cemas dan khawatir,” tutur Budi, salah seorang warga Simpenan.

Baca juga:  Ratusan Siswa Ikuti Jambore Ranting Kwaran Gerakan Pramuka di Kecamatan Sukabumi

Diketahui, jembatan penghubung Desa Loji dan Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan baru berumur tiga bulan.

“Jembatan itu sebelumnya dibangun oleh relawan, bukan pemerintah. Tapi sekarang sudah hancur lagi pasca-bencana Desember kemarin, sehingga para pelajar dan warga terpaksa menyeberang dengan cara lama,” imbuh Budi.

Ia berharap pemerintah segera membangun kembali jembatan yang kokoh agar aktivitas warga, termasuk pendidikan anak-anak, tidak lagi terganggu.

“Kalau ada jembatan, akses ekonomi warga seperti ke pasar atau kebun juga akan hidup kembali,” pungkasnya.

Pos terkait