Soft Opening GEOFEST 2025, Kadispar: Geopark Adalah Katalosator Pembangunan Ekonomi Lokal

FOTO: Soft Opening GEOFEST 2025, di Geopark Information Center, Desa Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Sabtu, 22 Maret 2025.| Istimewa

LINGKARPENA.ID | Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi terus memacu sektor Pariwisata Kabupaten Sukabumi. Melalui Geopark Youth Forum (GYF) Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (UGGp) menggelar Soft Opening GEOFEST 2025.

Kegitan yang bertajuk “Jejak Geowisata untuk Masa Depan Pariwisata Berkelanjutan, berlangsung di Geopark Information Center, Desa Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Sabtu, 22 Maret 2025.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Sendi Apriadi menyebutkan, strategi pembangunan Geowisata di Sukabumi tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah wisatawan semata, tapi juga pada peningkatan kualitas pengalaman, keterlibatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.

Baca juga:  Wisata Kabupaten Sukabumi Kelas Dunia, Kemenkop UKM Bantu Pengusaha Homestay Urus Kredit

Oleh sebab itu kata Sendi, Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi menyambut baik inisiatif GYF CPUGGp dan berkomitmen terus mendorong kolaborasi serta membuka ruang partisipasi luas bagi generasi muda dalam pembangunan pariwisata.

“GEOFEST 2025 ini menjadi langkah awal dalam perjalanan panjang menuju pariwisata yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan membanggakan,” kata Sendi, saat dihubungi lingkarpena.id melalui sambungan seluler.

Selain itu, sendi juga menerangkan bahwa Pemahaman kawasan Ciletuh-Palabuhanratu bukan sekadar destinasi wisata, melainkan katalisator pembangunan ekonomi lokal yang berbasis pelestarian lingkungan.

Baca juga:  Banyak Sampah Pasca Liburan Nataru, DLH Lakukan Aksi Bersih-Bersih di Objek Wisata Gadobangkong Sukabumi

Sementara itu, Ketua Harian Badan Pengelola CPUGGp, Aat Suwanto, menerangkan bahwa acata ini mengusung tagline ‘Muda, Peduli, Inovatif untuk Mewujudkan Sukabumi Mubarokah’, GEOFEST 2025 lebih dari sekadar acara seremonial, akan tetapi menurutnya ini adalah bentuk kerjasama untuk kemajuan pariwisata di Kabupaten Sukabumi.

“Ini adalah simbol kebangkitan semangat kolaborasi antara pemerintah, komunitas, akademisi, dan sektor swasta dalam menciptakan geowisata yang selaras dengan alam, berpihak pada masyarakat, dan siap bersaing di kancah global,” terangnya

Baca juga:  Desa Cipeundeuy Geliat Benahi Objek Wisata Ratu Mandala

Dalam rangkaian acaranya, GYF juga menggelar talkshow interaktif yang membahas peran serta generasi muda dalam pelestarian geowisata.

KH. Mustain Zainury, tokoh Nahdlatul Ulama Kabupaten Sukabumi, yang juga sebagai pengisi acara, memperkenalkan konsep Fiqih Lingkungan sebagai panduan moral dalam menjaga kelestarian alam.

“Menjaga bumi adalah amanah spiritual, dan geowisata adalah medium masa kini yang mampu menggabungkan nilai ibadah, edukasi, dan ekonomi secara harmonis,” tandas Mustain.

Pos terkait