LINGKARPENA.ID | Hari raya idul Fitri bagi Mak Titin (63) warga Kampung Curugmalang RT 07/07, Desa Buniwangi, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, tak ubahnya hari hari biasa.
Tak ada hidangan istimewa, atau kue lebaran yang menggiurkan. Nasibnya cukup mengenaskan.
Menikmati hidup di hari tua dengan segala keterbatasan bukanlah pilihan, namun itulah kenyataan hidup yang harus dijalani Mak Titin.
Tinggal disebuah rumah reyot dan tak layak huni bagi nenek yang tidak memiliki anak ini, ia lakukan sepeninggal suaminya beberapa belas tahun lalu.
Diusianya yang tak muda lagi Mak Titin hanya bisa pasrah menjalani sisa hidupnya. Dan untuk kebutuhan makannya dia dapat dari pemberian keponakannya, dan kadang dari pemberian mantan juragan tempat Mak Titin dulu bekerja sebagai pembantu.

Hidup Mak Titin sungguh memperihatinkan. Apalagi diusia senjanya dia mengalami keterbatasan penglihatan. Setiap beraktivitas, terutama berjalan selalu menggunakan tongkat.
Pemerintah Desa Buniwangi sudah berusaha mengupayakan agar rumah Mak Titin mendapat bantuan lewat program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).
Namun menurut keterangan dari Pemdes Buniwangi, Mak Titin sendiri terdaftar sebagai penerima manfaat Bantuan Sosial (Bansos) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Kami sedang bahkan sudah berusaha mengajukan agar rumahnya mendapatkan bantuan program rutilahu. Tapi sampai saat ini belum terealisasi, bukan berarti dibiarkan tapi karena ada gilirannya,” singkat Kepala Desa Buniwangi, Dadan Hermawan.